Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir cuaca sangat panas terjadi di beberapa wilayah, terutama di sekitar selatan ekuator. Cuaca panas yang menyengat di bulan Desember ini tak lazim terjadi. Biasanya di bulan penghujung tahun ini didominasi oleh hujan.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan, cuaca panas tersebut dipicu oleh dominasi cuaca cerah pada siang hari, terutama di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.
"Berdasarkan citra satelit cuaca BMKG, dalam beberapa hari terakhir wilayah Jawa atau Indonesia bagian selatan tidak terdapat tutupan awan, sehingga sinar matahari intens/optimum langsung ke permukaan Bumi," ungkap Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG dikutip dari laman bmkg.go.id, Sabtu (23/12/2023).
Advertisement
Baca Juga
“Kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara tersebut turut dipicu oleh aktivitas pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan yang menyebabkan berkurangnya aliran massa udara basah ke arah selatan ekuator,” jelasnya.
Namun, cuaca panas yang menyengat saat ini belum ada apa-apanya dibanding dengan panasnya pada hari kiamat. Panas yang akan dirasakan kelak lebih parah dari saat ini di dunia.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Matahari Berjarak Satu Mil di Atas Kepala
Dalam hadis disebutkan kondisi matahari pada hari kiamat -tepatnya di Padang Mahsyar- sangat dekat, hanya berjarak 1 mil di atas kepala.
تُدْنَى الشَّمْسُ يَومَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ حتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيل فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهمْ في العَرَقِ
Artinya: “Pada hari kiamat, matahari didekatkan kepada seluruh makhluk hingga berjarak satu mil di atas kepala mereka, lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di dunia. (HR Muslim)
Kondisi panas menyengat itu akan membuat manusia berkeringat deras hingga menenggelamkan mereka sesuai dengan amalannya masing-masing selama di dunia.
Rasulullah SAW bersabda,
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ
Artinya: “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864).
Advertisement
Penjelasan Hadis
Mengutip muslim.or.id, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan terbakar. Bagaimana mungkin di akhirat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil namun makhluk tidak terbakar?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, pada hari kiamat kelak tatkala manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, kekuatan mereka tidaklah sama dengan kekuatan mereka ketika hidup di dunia. Akan tetapi, mereka lebih kuat dan lebih tahan.
Seandainya manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa minum, niscaya mereka tidak mungkin mampu melakukannya, bahkan mereka akan binasa.
Namun pada hari kiamat kelak, mereka mampu berdiri selama 50 tahun tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali beberapa golongan yang dinaungi Allah Ta’ala. Mereka juga mampu menyaksikan kengerian-kengerian yang terjadi.
Perhatikanlah keadaan penghuni neraka yang disiksa (dengan begitu kerasnya), namun mereka tidak binasa karenanya. Allah Ta’ala berfirman:
كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَ (56)
Artinya: “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.” (An-Nisa’: 56). (Syarah Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/135)
Demikian penjelasan terkait kondisi panas yang sangat menyengat di hari kiamat. Panas hari ini belum seberapanya dengan panas nanti. Wallahu a’lam.