Siapa yang Melafazkan Kalimah Ini Pasti Masuk Surga, Diungkap Gus Baha

Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada penegasan bahwa seseorang yang melafazkan kalimat tersebut akan masuk surga, Gus Baha menekankan bahwa hal ini bukan berarti Nabi Muhammad SAW melegalkan perbuatan dosa, seperti zina atau pencurian.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2024, 04:30 WIB
Gus Baha tiktok
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah perbincangan seputar ajaran agama, pentingnya melafazkan kalimat yang mampu mengantarkan kita kebahagiaan di akhirat menjadi sorotan.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, menjelaskan mengenai makna dari melafazkan kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah.

Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube x@MT.ALFALAHJOMAS, Gus Baha menegaskan bahwa setiap orang yang mengucapkan kalimat tersebut suatu saat pasti akan masuk surga.

Gus Baha mengungkapkan bahwa ia sering ditanya oleh banyak kiai mengenai kekuatan dari lafal tersebut.

"Kenapa si gus, masalah Lailahaillallah kok sampai Nabi sampai ngendika siapapun yang melafazkan ini itu suatu saat pasti masuk surga," ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Penjelasan Mendalam Gus Baha

Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)

Penjelasan ini mengacu pada hadis yang diriwayatkan dalam kitab Bukhari dan Muslim, yang menekankan pentingnya kalimat ini dalam Islam.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada penegasan bahwa seseorang yang melafazkan kalimat tersebut akan masuk surga, Gus Baha menekankan bahwa hal ini bukan berarti Nabi Muhammad SAW melegalkan perbuatan dosa, seperti zina atau pencurian.

"Ini jelas, meskipun zina, ini bukan berarti Nabi melegalkan perzinaan," katanya. Gus Baha berusaha menjelaskan bahwa ada perbedaan antara perbuatan dosa dan pengakuan terhadap kebenaran mutlak dari Allah.

“Absolutisme kebenaran itu tidak terganggu oleh kesalehan dan kefasikan,” tambahnya. Dalam pandangannya, kebenaran yang absolut tetap berlaku tanpa dipengaruhi oleh tindakan baik atau buruk seseorang.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun manusia berbuat dosa, melafazkan kalimat syahadat tetap menjadi pengakuan terhadap kebenaran Allah.

Untuk mengilustrasikan pandangannya, Gus Baha memberikan contoh matematis. Ia menyebutkan bahwa rektor Al-Azhar, seorang koruptor, pelacur, dan bahkan KPK sekalipun akan sepakat dengan satu hal: 1 ditambah 1 sama dengan dua. “Karena absolutisme kebenaran,” ujarnya, menekankan bahwa kebenaran tidak bisa dipengaruhi oleh moralitas individu.

Gus Baha menjelaskan bahwa Allah sebagai Tuhan adalah kebenaran sejati yang tidak dapat disangkal. "Siapa pun yang melafazkan, itu sah," katanya. Dengan kata lain, meskipun ada berbagai tindakan yang salah, pengakuan terhadap keesaan Allah tetaplah valid.

Pentingnya melafazkan kalimat syahadat tidak hanya sebagai formalitas, tetapi sebagai pengakuan yang mendalam terhadap keesaan Tuhan.

Penting Pengakuan yang Tulus, Terlepas Ibadah dan Perbuatan Buruk

Dzikir
ilustrasi ibadah (Liputan6.com/Nugroho Purbo)

Dengan melafazkan kalimat ini, seseorang menunjukkan keimanannya meskipun pernah melakukan dosa. Ini menjadi harapan bagi banyak umat Muslim yang merasa terpuruk dalam kesalahan.

Dalam pengajian tersebut, Gus Baha menegaskan bahwa agama tidak semata-mata tentang tindakan yang baik atau buruk, tetapi juga tentang pengakuan yang tulus kepada Allah.

"Ini adalah bagian dari perjalanan spiritual yang tidak terputus," katanya, memberikan motivasi kepada orang-orang untuk terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah.

Kesadaran akan makna kalimat syahadat diharapkan dapat mendorong umat Islam untuk lebih aktif dalam beribadah dan tidak berputus asa. "Jangan merasa bahwa dosa yang pernah kita lakukan menghalangi kita untuk kembali kepada Allah," imbuhnya.

Melalui penjelasan ini, Gus Baha berharap agar semua umat Islam memahami pentingnya melafazkan kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah sebagai langkah awal menuju ampunan dan rahmat Allah.

Kesadaran ini diharapkan dapat menginspirasi banyak orang untuk tidak ragu melafazkan kalimat tersebut, meskipun mereka pernah berbuat dosa.

Dengan penjelasan yang mendalam dan penuh makna ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami ajaran agama dan memperkuat iman mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, melafazkan kalimat syahadat seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan spiritual umat Islam.

Semoga informasi ini menjadi pencerahan dan memberikan motivasi bagi semua yang membacanya. Dalam perjalanan menuju surga, setiap langkah kecil dan pengakuan terhadap kebenaran adalah hal yang sangat berarti.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya