Saat Tawasul atau Wasilah Disebut Kafir, Begini Jawaban Menohok Gus Baha

Gus Baha menjelaskan bahwa mencintai wali bukan berarti menduakan Allah, tetapi sebagai bentuk penghormatan kepada kekasih-Nya. Makanya kita enggak perlu mengatakan wasilah itu kafir.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 08:30 WIB
Gus Baha tiktok
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Perdebatan mengenai tawasul sering kali muncul di tengah umat Islam. Sebagian kelompok menganggapnya sebagai amalan yang menyimpang, sementara yang lain meyakini bahwa tawasul adalah bagian dari kecintaan kepada Allah.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang Jawa Tengah menegaskan bahwa mengafirkan seseorang hanya karena ia melakukan tawasul adalah tindakan yang keliru.

"Makanya kita enggak perlu mengatakan wasilah itu kafir. Enggak akan, karena orang tawasul sama Rasulullah itu ingin dapat rida Allah lewat orang yang dicintai Allah," ujar Gus Baha.

Dalam ceramahnya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin, Gus Baha menjelaskan bahwa mencintai wali bukan berarti menduakan Allah, tetapi sebagai bentuk penghormatan kepada kekasih-Nya.

"Kita mencintai wali, sebabnya wali itu kekasih Allah. Kita mencintai itu karena mencintai Allah," lanjutnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Analogi Sayur Kangkung Gus Baha

Sayur plecing kangkung
Ilustrasi sayur kangkung. (Liputan6.com/Dewi Divianta)... Selengkapnya

Untuk memperjelas maksudnya, Gus Baha menggunakan analogi sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat awam.

"Sama seperti gini, kamu mencintai kangkung apa enggak? Seneng sama sekali enggak. Tapi kamu ingin sehat, ada asupan gizi, kamu ingin tubuhmu sehat, butuh asupan gizi, kemudian kamu makan kangkung," jelasnya.

Menurutnya, seseorang tidak serta-merta mencintai kangkung, tetapi lebih kepada manfaat yang diberikan oleh sayur tersebut bagi kesehatan tubuh.

"Terus kamu cinta kangkung? Kan enggak. Kamu itu cinta kesehatan kamu sendiri," tegasnya.

Dengan analogi ini, ia ingin menunjukkan bahwa orang yang bertawasul bukan berarti menyembah wali, tetapi mencari jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Hal ini menjadi dasar bahwa kecintaan kepada wali bukan berarti menduakan Allah, melainkan sebagai sarana untuk semakin dekat kepada-Nya.

"Tawasul itu bukan soal menyembah, tapi soal mencari jalan terbaik untuk semakin dekat kepada Allah," ujarnya.

Pentingnya Esensi Ibadah

ilustrasi surga
ilustrasi surga, sumber : freepik.com... Selengkapnya

Dalam konteks kehidupan beragama, Gus Baha selalu menekankan pentingnya memahami esensi ibadah agar tidak terjebak dalam perdebatan yang tidak perlu.

Menurutnya, banyak orang yang salah paham karena hanya melihat persoalan secara tekstual tanpa memahami makna di baliknya.

Ia juga menyoroti bahwa metode dakwah yang terlalu menakut-nakuti umat dengan neraka justru membuat banyak orang menjauh dari agama.

"Saya ini kan termasuk kiai yang tarekatnya gampang. Isine iki surga, iki surga. Kan akhirnya penggemarnya banyak. Coba kalau kamu saya takuti neraka-neraka," candanya.

Gus Baha menekankan bahwa dakwah seharusnya lebih banyak mengajak dengan kelembutan dan membangun rasa cinta kepada Allah, bukan sekadar menakut-nakuti.

"Jadi sebetulnya, anda mencintai kepuasan anda sendiri," tambahnya.

Ia memahami bahwa manusia pada dasarnya ingin mendapatkan ketenangan rohani dalam beragama, dan itulah yang seharusnya menjadi fokus dalam beribadah.

Pendekatan yang lebih ringan dan penuh kebijaksanaan, menurutnya, akan lebih efektif dalam mendekatkan umat kepada ajaran Islam.

Dengan cara tersebut, agama tidak lagi terasa sebagai beban, tetapi sebagai jalan yang membawa kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

Melalui ceramahnya, Gus Baha kembali mengajak umat untuk lebih memahami ajaran Islam dengan hati yang terbuka dan tidak mudah menghakimi orang lain.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya