Liputan6.com, Jakarta - Kesuksesan sering kali dianggap sebagai hasil dari kerja keras dan usaha pribadi. Banyak orang yang merasa berhak membanggakan pencapaian mereka tanpa menyadari bahwa ada faktor lain yang turut berperan dalam kesuksesan tersebut.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, mengingatkan bahwa kesuksesan seseorang bisa jadi bukan semata-mata hasil jerih payah pribadi. Ada doa-doa yang mengiringi, terutama dari orang tua, yang menjadi sebab utama keberhasilan seseorang.
"Kalu pun Anda sukses, kata Allah, jangan bangga dulu. Bukan karena kerja keras Anda, mungkin itu tangisan ibu Anda yang sering berdoa kepada Allah," ujar Ustadz Adi Hidayat, seperti dikutip dari ceramahnya di kanal YouTube @lenteraqolbu125.
Advertisement
Dalam ceramahnya, UAH menekankan bahwa doa dan perjuangan orang tua sering kali menjadi faktor utama dalam kesuksesan seorang anak.
Ia menggambarkan bagaimana seorang ibu bisa saja setiap malam berdoa agar anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik. Air mata yang menetes dalam doa, keluh kesah yang diungkapkan kepada Allah, menjadi sebab seorang anak memperoleh kemudahan dalam hidupnya.
Tak hanya ibu, perjuangan seorang ayah juga memiliki andil besar dalam pencapaian seorang anak. Seorang ayah yang bekerja keras, berkeringat di sawah, banting tulang demi menafkahi keluarga, sering kali memanjatkan doa agar anaknya mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Keluh, peringat, peluh, keringat ayah Anda yang dulunya ke sawah serabutan, minta sama Allah, 'Ya Allah, tinggikan derajat anak saya, jadikan lebih nyaman. Enggak apa-apa saya begini, yang penting anak saya nyaman tidurnya, kuliahnya, tinggikan sekolahnya, tinggikan derajatnya,'" lanjutnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Kewajiban setelah Sukses
Menurut Ustadz Adi Hidayat, ketika seseorang tumbuh dan sukses, ada kewajiban yang harus dilakukan. Allah memerintahkan agar keberhasilan yang diraih disyukuri dengan mendoakan orang tua.
Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an, Surah Al-Ahqaf ayat 15, yang berbunyi:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًۭا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًۭا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًۭا ۖ وَحَمْلُهُۥ وَفِصَٰلُهُۥ ثَلَٰثُونَ شَهْرًۭا ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةًۭ قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًۭا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Al-Ahqaf: 15)
Ayat ini mengajarkan bahwa saat seseorang mencapai usia 40 tahun, bahkan dalam kondisi sukses, ia harus mengingat jasa orang tua. Doa kepada orang tua menjadi salah satu cara mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah.
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa kesuksesan yang diperoleh seseorang bukanlah hasil murni dari kerja kerasnya sendiri. Ada saham besar dari doa orang tua yang ikut mengantarkan seseorang menuju keberhasilan.
Oleh karena itu, Ustadz Adi Hidayat mengajak setiap orang untuk tidak cepat merasa bangga dengan pencapaian yang diraih. Sebaliknya, seseorang harus menyadari bahwa ada doa-doa yang menjadi penopang keberhasilan tersebut.
Ia juga menekankan bahwa membanggakan diri atas kesuksesan pribadi tanpa mengingat perjuangan orang tua bisa menjadi bentuk kesombongan. Seseorang harus senantiasa rendah hati dan bersyukur atas karunia yang diberikan Allah.
Advertisement
Efek Doa Orang Tua
Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa doa orang tua bisa menjadi sebab seseorang mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Oleh karena itu, menjaga hubungan baik dengan orang tua serta mendoakan mereka menjadi hal yang sangat penting.
Tidak sedikit orang yang merasa bahwa usaha dan kerja keras merekalah yang menjadi kunci kesuksesan. Padahal, di balik itu semua, ada doa-doa yang dipanjatkan oleh orang tua yang mungkin tidak pernah diketahui oleh sang anak.
Ustadz Adi Hidayat mengajak setiap orang untuk merenungkan kembali perjalanan hidupnya. Apakah kesuksesan yang diraih benar-benar hasil kerja keras sendiri, atau ada tangan-tangan yang ikut menolong melalui doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah?
Mengakhiri ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat kembali menegaskan bahwa saat seseorang mendapatkan keberhasilan, hendaknya ia tidak melupakan jasa orang tua. Kesuksesan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga menjadi sarana untuk membalas budi kepada orang tua.
Kesimpulannya, kebanggaan atas pencapaian pribadi seharusnya tidak membuat seseorang lupa akan peran besar orang tua dalam hidupnya. Kesuksesan sejati adalah ketika seseorang mampu bersyukur, mendoakan orang tua, dan menggunakan keberhasilannya untuk kebaikan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)