Ainun Chomsun: Ramadan untuk Pendewasaan Diri

Simak yuk wawancara seputar puasa Ramadan dengan Ainun Chomsun, pendiri gerakan belajar gratis, Akademi Berbagi.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Jul 2013, 13:38 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2013, 13:38 WIB
130715ainun.jpg

Citizen6, Jakarta: Bernama lengkap Ainun Chomsum, tapi ibu seorang anak perempuan ini lebih dikenal sebagai @pasarsapi di Twitter. Dia adalah pendiri gerakan sosial Akademi Berbagi, sebuah gerakan belajar yang menyediakan kelas-kelas gratis yang berpindah-pindah tergantung donatur yang menyediakan ruangan. Sekarang Akademi berbagi sudah tersebar di 38 kota di Indonesia.

Selain sibuk menjadi seorang ibu, perempuan yang biasa dipanggil mbak Ai di komunitasnya ini juga sibuk bekerja sebagai Social Media Strategist untuk Manifesto Digital Agency dan juga menjadi social media strategist di beberapa lembaga pemerintahan. Di sela kesibukannya, ia berbagi pengalamannya seputar puasa Ramadan dengan pembaca Liputan6.com. Yuk simak wawancanya yang dikirim via email ini!

Bagaimana Anda memaknai Bulan Ramadan ini?

Bulan Ramadan atau puasa buat saya lebih kepada masa untuk lebih instropeksi diri setelah bulan-bulan sebelumnya suka sibuk dengan segala urusan dan seringkali melupakan hal-hal spiritual. Puasa jadi ajang untuk bersilaturrahim juga terutama dengan keluarga dan teman dekat. Hidup di Jakarta silaturrahim terkadang butuh effort lebih, makanya mumpung Ramadan saya usahakan secara khusus seperti berkunjung ke rumah saudara, ketemu teman-teman dekat sekalian buka bersama. Selebihnya puasa juga saatnya saya mengenalkan Tuhan secara lebih mendalam kepada putri saya.

Apakah punya pengalaman spiritual?

Punya pengalaman spiritual secara khusus sih tidak, tetapi Ramadan punya makna khusus karena saya belajar untuk lebih rendah hati dan melatih kesabaran karena saya nggak sabar, jadi Ramadan selalu jadi tantangan tersendiri.

Apa harapannya untuk Ramadan tahun ini?

Saya berharap setelah usai Ramadan bisa lebih sabar walaupun kadang tetep aja gak sabaran hehee... Ramadan menjadi ajang melatih terus menerus dan menjadikan proses pendewasaan diri saya, di Ramadan biasanya saya lebih merasakan betapa dosa saya banyak banget. Semoga Allah mengampuni dosa saya dengan kasih sayang-Nya bukan dengan hitungan :)

Apa yang paling berkesan di puasa Ramadan?

Yang paling berkesan itu puasa Ramadhan di kampung halaman. Sahur dan berbuka di rumah Ibu, sholat tarawih di mushola deket rumah bertemu dengan tetangga dan teman-teman kecil memberikan rasa tersendiri sehingga saya bela-belain kalau bisa puasa hari pertama ada di kampung halaman yaitu Salatiga sampai sekarang :)

Bisa bagi tips buat pembaca Liputan6.com, biar tetap fit selama puasa?

Tipsnya sebenarnya baru saya lakukan di Ramadan beberapa tahun lalu, yaitu tetap berolahraga di bulan puasa. Olahraganya gak usah yang berat, biasanya menjelang buka puasa atau setelah tarawih. Saya biasanya yoga atau berenang. Selebihnya tidak makan nasi putih ketika sahur karena seringkali malah bikin lemes dan ngantuk. Saya sahur dengan sayur dan daging atau tempe tahu. Minum air putih yang banyak pastinya.

Ainun Chomsun mengakhiri wawancaranya dengan mengucapkan "Selamat berpuasa semoga ibadah kita bukan sekedar ritual tetapi benar-benar karena Allah dan diterima sebagai amal ibadah kepadaNya." (Ibnu Anshari)

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto kegiatan seputar Ramadan ke citizen6@liputan6.com.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya