Liputan6.com, Mojokerto - Dua pemuda di Mojokerto menganiaya seorang anak di bawah umur hingga tewas lantaran tidak terima fotonya digunakan sebagao foto profil di WhatsApp. Belakangan terungkap bahwa foto tersebut digunakan untuk menggoda gadis-gadis lain dengan mengajak mereka video call sex dan meminta foto bugil.
Kedua pemuda itu berinisial AD (21) dan NA (16) itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara bocah yang mereka aniaya hingga tewas adalah MTH (14).
Advertisement
Baca Juga
"Foto saya dibuat foto profil WhatsApp, soalnya diapakai VCS dan minta foto tak senonoh sama orang," kata AD di hadapan polisi, Kamis (17/3/2022).
Saking kesalnya lantaran fotonya digunakan untuk hal-hal yang tidak senonoh, AD pun langsung membuat perhitungan dengan dengan MTH. Padahal niat awalnya ia hanya ingin memberi pelajaran kepada remaja berusia 14 tahun tersebut.
"Saya menyesal, saya hanya ingin memberi pelajaran agar tidak mengulangi lagi. Saya minta maaf yang sebasar-besarnya kepada orangtua korban," ucap AD.
Dihantam Pakai Gitar hingga Temgkorak Retak
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Andaru Rahutomo menjelaskan bahwa insiden tersaebut terjadi pada Minggu (13/3/2022) sore di Jalan Raya Tuangan, Dusun Tambang, Desa Karang Jeruk, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
"Seperti motif yang sudah dijelaskan, ketika fotonya tidak senang digunakan dan kemudian melakukan penganiayaan, jadi saya rasa itu direncanakan," ujarnya.
Kejadian itu bermula ketika foto AD digunakan oleh korban sebagai foto profil WhatsApp demi merayu gadis-gadis dan melakukan hal-hal cabul seperti mengajak video call sex dan meminta foto bugil. AD yang tidak terima pun meminta bantuan kawannya NA untuk mencari tahu keberadaan korban.
Setelah mengetahui keberadaan MTH, NA lalu meminta kekasihnya L untuk menjemput remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama itu. L kemudian membawa MTH ke lokasi yang telah disepakati dengan kedua pelaku.
Tanpa pikir panjang, AD langsung menghantam MTH dengan gitar kayu yang dia bawa. Sementara NA menghajar remaja tanggung tersebut dengan tangan kosong.
"L sampai sekarang masih menjadi saksi. Kami menelusuri keterlibatan L. Dia ikut terlibat perencanaan atau hanya dimanfaatkan menjemput korban, masih didalami isi chat NA dan L," jelas Andaru.
Usai menghajar MTH habis-habisan, AD dan NA kemudian pergi meninggalkan MTH. Setelah pulang ke rumah, MTH pun mengeluh pusing kepada orangtuanya. MTH lalu dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang terus memburuk setelah dianiaya.
Hingga Senin (14/3/2022), MTH masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Islam Sakinah, Sooko, Mojokerto. Setelah dilakukan serangkain pemeriksaan medis, dokter pun memutuskan untuk mengoperasi MTH. Keesokan harinya, Selasa (15/3/2022), MTH dinyatakan meninggal dunia tepat pada pukul 17.16 WIB.
Hasil visum luar, korban mengalami luka bengkak pada pelipis sebelah kiri dan kepala bagian belakang. Sementara dari hasil pemeriksaan Radiologi CT Scan, didapati gambar retak di tulang tengkorak dan terjadi pendarahan di bawah tengkorak yang retak tersebut.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement