`Culik Pasangan` Jadi Tradisi Pernikahan Masyarakat Lombok

Ada tradisi pernikahan unik di Lombok.

oleh Jazaul Aufa diperbarui 16 Mar 2015, 12:35 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2015, 12:35 WIB
`Culik Pasangan` Jadi Tradisi Pernikahan Masyarakat Lombok
`Culik Pasangan` Jadi Tradisi Pernikahan Masyarakat Lombok

Liputan6.com, Lombok - Indonesia sangat kaya dengan berbagai macam kultur dan tradisi. Adat istiadat masih kental terasa kala menginjak kaki ke pelosok negri. Salah satunya dapat dijumpai pada kehidupan Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Seperti dilansir WowShack pada Senin (16/3/2015), Suku Sasak memiliki berbagai keunikan. Para wanita Suku Sasak wajib bisa menenun. Apabila mereka tidak bisa melakukannya maka kemungkinan mereka bisa tidak menikah selama hidupnya.

 

 

 

Menikah dengan sepupu atau orang yang berada dari desa yang sama merupakan keinginan sebagian besar masyarakat Suku Sasak. Apabila calon pengantin berasal dari 2 desa yang berbeda, maka orang tua mereka harus memenuhi mahar dari sang calon pengantin yang biasanya berupa uang atau sapi.

Hal yang menarik datang ketika pasangan yang ingin menikah berasal dari desa yang berbeda, kasta yang berbeda, sang pria tidak memiliki uang yang cukup, dan perekonomian orang tua wanita cukup sulit. Apa yang terjadi? Mereka harus melakukan tradisi `Merarik` atau melakukan penculikan. Sang pria harus merencanakan dan melakukan penculikan terhadap calon istrinya, mendiamkan calon istri di rumah, dan memberitahu kepala desa mengenai aksinya.

Kemudian, kepala desa memberitahukan orang tua sang wanita bahwa anaknya telah diculik dan mau tidak mau mereka harus melangsungkan pernikahan. Dari prosesi itu, pernikahan pun kemudian bisa dilangsungkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya