Candi Jawi dan Kemegahan Nusantara di Masa Lalu

Fungsi Candi Jawi yang bentuknya mirip Pagoda menimbulkan perdebatan di kalangan peneliti sejarah.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 12 Jul 2015, 16:35 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2015, 16:35 WIB
Candi Jawi
Bentuk Candi Jawi yang menyerupai Pagoda

Liputan6.com, Jakarta Musim liburan merupakan saat yang tepat untuk berwisata ke berbagai tempat menarik. Tempat menarik tentu bukan hanya pantai, air terjun, dan berbukitan, bangunan cagar budaya juga menjadi tempat yang menarik untuk berwisata sambil menghayati kemegahan nusantara di zaman kedinastian. Apalagi Indonesia dikenal sebagai pusat dari peradaban nusantara, yang tentu menyimpan begitu banyak bangunan cagar budaya dari berbagai kerajaan.

Candi jawi merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari yang hingga kini masih berdiri. Berlokasi di jalan yang menghubungkan Pandaan dan Prigen, tepatnya di suatu desa bernama Candiwates, bangunan cagar budaya ini kerap menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Pasuruan. Selain lokasinya yang mudah diakses, alasan lain mengapa Candi Jawi kerap dikunjungi wisatawan adalah bangunannya yang megah dengan latar belakang pegunungan yang indah.

Saat Tim Liputan6.com berkunjung, yang ditulis pada Jumat (10/7/2015), catatan pengelola menunjukkan, Candi Jawi yang bercorak Hindu-Buddha mempunyai ukuran panjang sekitar 14 m dengan lebar hampir 10 m, sementara tingginya mencapai 24 m.

Candi yang terlihat ramping ini pada bagian kakinya dihiasi oleh relief yang mengisahkan suatu cerita. Meski relief sudah semakin tipis termakan zaman, dan cerita tak bisa terbaca secara utuh, namun para peneliti sejarah meyakini relief ini menceritakan tentang Pradaksina, yaitu upacara keagamaan yang berhubungan dengan penghormatan terhadap Dewayadnya.

Relief Candi Jawi yang semakin menipis termakan zaman

Candi Jawi yang dari kejauhan menyerupai bangunan Pagoda, bagian tubuhnya dilengkapi relung-relung dan dihiasi Kepala Kala. Bagian atas hingga tubuh candi dibangun dengan menggunakan batu putih, sementara seluruh bagian bawahnya dibangun menggunakan batuan andesit.

Menilik sejarahnya, terdapat perbedaan pendapat para ahli mengenai fungsi Candi Jawi di masa lalu. Satu pendapat mengatakan, candi yang telah berdiri sejak abad ke-13 ini dibangun sebagai tempat ‘Pendhermaan’, yaitu tempat menyimpan abu jasad Raja Kertanegara. Sementara pendapat lain mengatakan, Candi Jawi merupakan kuil yang digunakan sebagai tempat pemujaan para Dewa.

Sempat beberapa kali runtuh, candi yang oleh peneliti sejarah dikenal dengan nama Candi Jawa-jawa ini dibangun kembali, dan mengalami pemugaran di beberapa bagiannya pada rentang waktu 1938-1941. Diresmikan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi Undang-undang, keberadaan Candi Jawi menjadi salah satu saksi betapa megahnya nusantara di zaman kedinastian.

(ibo/igw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya