Liputan6.com, Jakarta Pasangan mana yang tak bahagia dikaruniai kehadiran anak? Dengan rasa cinta yang dalam kepada sang buah hati, pasangan suami-istri pun berharap agar anak-anaknya dapat tumbuh menjadi pribadi yang matang dan baik hati. Sayangnya harapan ini kadang tak diiringi dengan cara didik yang optimal.
Cara mengajar anak yang kurang tepat bisa membawa dampak signifikan. Pasalnya pada masa kecil, otak anak sangat aktif dalam menyerap segala hal yang ada di sekitarnya. Melansir halaman Huffington Post pada Kamis (14/12/17), berikut ini adalah 3 hal yang sebaiknya tak Anda ucapkan kepada si kecil.
Baca Juga
“Kamu anak nakal”
Advertisement
Tak dapat dipungkiri bahwa ada kalanya perilaku anak sulit dikendalikan atau bahkan melawan nasihat Anda. Pada saat seperti itu, emosi Anda mungkin bisa sangat meluap dan akhirnya mengatakan bahwa ia adalah anak yang nakal. Ini berbahaya karena justru isi kalimat tersebut akan tertanam dalam diri anak, yakni bahwa ia adalah anak nakal.
Risikonya anak akan tumbuh dalam perilaku yang tak baik dan punya kecenderungan lebih besar untuk cemas. Alih-alih mengatakannya sebagai anak nakal, lebih baik untuk mengatakan bahwa tindakan yang ia lakukan bisa membawa kerugian tertentu dan terangkan pula apa yang baik untuk dilakukan.
“.…Kalau tidak,…”
Kalimat dengan penghubung seperti itu merupakan bentuk ancaman. Contohnya, “Stop lari-lari ya, kalau tidak nanti kamu ditinggal sendirian”. Ancaman bukanlah cara tepat untuk mendidik anak dan bisa membuatnya jadi tak rasional dalam berpikir.
Sama seperti poin sebelumnya, alternatif yang bisa Anda pilih adalah menerangkan kepada anak efek buruk apa yang bisa didapatnya bila ia terus melakukan hal yang tak baik. Berilah pola hubungan sebab-akibat yang masuk akal, agar anak pun bisa terlatih berpikir logis. Misalnya ketika anak lari sambil makan, jelaskan padanya bahwa hal tersebut bisa membuat perutnya sakit.
Advertisement
“Kok kamu tak bisa seperti kakakmu ya?”
Membandingkan anak dengan saudara atau temannya bisa membawa pengaruh buruk bagi perkembangan mental anak. Ini bisa berujung pada kondisi mental yang selalu merasa rendah diri atau juga ingin selalu bersaing.
Akan lebih baik jika Anda mengajarkan anak untuk saling bekerjasama dengan saudara atau teman-temannya. Dengan mendorongnya untuk bekerjasama Anda bisa sekaligus mengajarkannya untuk menghargai kelebihan masing-masing pihak dan bagaimana kelebihan itu bisa secara positif berguna untuk kebaikan bersama.
Bio In God Bless