Liputan6.com, Jakarta - Sekitar pukul 22.30 WIB, Arman melintasi jalanan Akses UI, Depok, Jawa Barat. Ia hendak pulang ke rumah orangtuanya di kawasan Cimanggis.
Sampai di tengah jalan, ia melihat pemulung membawa karung di punggungnya. Melihat pemulung itu, Arman bertekad mencari tahu karena rasa penasaran.
Keesokan harinya, Arman melintasi jalan tersebut namun hasilnya nihil. Besoknya, ia kembali melintasi jalan tersebut sambil berharap bertemu dengan si pemulung. Barulah dua hari kemudian, Arman melihat orang yang dicarinya itu masuk ke dalam gedung toko Hanna Teknik.
Advertisement
Baca Juga
"Saya pikir dia sedang memulung sampah atau rongsokan di gedung itu. Namun, ternyata hilang. Keesokan harinya saya sempat bertanya tanya pada pedagang di area itu," cerita Arman saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 7 Mei 2019.
Setelah bertanya kepada pedagang, Arman pun mendapat titik terang dari pedagang di daerah sana tentang pemulung itu. Selain itu, berkat bantuan penjaga keamanan di gedung tersebut, ia banyak mendapat informasi.
Arman selanjutnya diantar ke rumah pemulung yang ternyata bernama Teguh. Dari penjaga keamanan itu, ia pun tahu rumah bobrok yang ditinggali Teguh dimiliki pemilik usaha penjual kebutuhan teknik tersebut.
"Berkat niat dan informasi yg saya dapat dari pedagang. Saya nggak sangka ternyata dia adik kelas saya di SD dan berkat bantuan sekuriti gedung itu, saya dapatkan banyak informasi," ceritanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Bertemu dengan Pak Teguh
Setelah mengetahui lokasi rumah Pak Teguh, Arman menyambanginya keesokan malam. Lewat obrolan santai diketahui bila sang istri meninggal dunia karena sakit sejak dua tahun lalu. Ia yang sempat tinggal berpindah tempat dari Jakarta hingga Depok kemudian diperbolehkan tinggal di rumah kosong yang sudah bobrok.
Relawan lainnya, Andri, mengunjungi Pak Teguh, Selasa, 7 Mei 2019 di rumahnya. Ia melihat keadaan Pak Teguh dan kedua anaknya, Fila serta Wahab.
"Sebelumnya si bapak ngontrak di deket Setu Pedongkelan sama almarhum istrinya. Beliau nunggak kontrakan satu bulan. Akhirnya, beliau pindah menempati rumah kosong yang ada di sini," cerita Andri saat berkunjung ke rumah Pak Teguh, Selasa, 7 Mei 2019.
Andri bercerita tetangga Pak Teguh terkadang memberikan sembako. Ada pula aliran listrik yang diberikan cuma-cuma untuk penerangan di rumah bobrok yang ditinggali Pak Teguh sudah hampir satu tahun lamanya.
Melalui Komunitas Indonesia Memberi, Arman dan Andri ingin mengajak banyak orang untuk berkontribusi dalam membantu Pak Teguh. Informasi lebih lanjut, Anda bisa melihat akun Instagram @komunitasindonesiamemberi.(Fairuz Fildzah)
Advertisement