5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar

Merasa diet Anda selalu tidak berjalan mulus? Ada beberapa hal penting berikut yang penting diketahui.

oleh Putu Elmira diperbarui 10 Sep 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2019, 04:00 WIB
Ilustrasi Diet
Ilustrasi diet (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak sedikit orang yang mengidamkan memiliki tubuh yang tidak hanya proporsional, ideal, tetapi juga bugar. Ada beragam cara yang dapat ditempuh untuk mewujudkan keinginan tersebut, satu di antaranya adalah menjalankan diet.

Apakah Anda kerap merasa sudah berusaha semaksimal mungkin dalam berdiet tetapi hasil yang didapatkan tidak optimal? Tentunya, ada berbagai alasan mengapa hal itu tidak berjalan sesuai keinginan.

Lantas, apa saja alasan-alasan yang membuat diet anda tidak berjalan lancar? Yuk, simak rangkuman selengkapnya seperti dilansir dari PureWow, Senin, 9 September 2019 di bawah ini.

1. Penurunan Berat Badan Bersifat Sementara

Salah satu masalah terbesar dengan diet adalah diet bukan solusi berkelanjutan. Ketika Anda mencoba diet yang itu-itu saja atau sesuai tren selama beberapa bulan dan kehilangan berat badan beberapa kilo.

Namun setelah kembali ke pola makan normal, berat badan juga meningkat. Penelitian telah menunjukkan berulang kali bahwa penurunan berat badan melalui diet sangat sementara.

Sebuah studi pada 1996 di Harvad Medical School misalnya, mensurvei 192 peserta selama dan setelah program diet. Rata-rata anggota kelompok kehilangan 49 pon atau sekitar 22,2 kilogram selama program diet.

Setelah tiga tahun, berat rata-rata hanya sedikit lebih rendah dari berat asli pada awal diet. Sebanyak 12 persen dari subjek mempertahankan 75 persen dari penurunan berat badan setelah tidak diet, 57 persen bertahan setidaknya 5 persen dari turunnya berat badan serta 40 persen memperoleh kembali lebih banyak daripada yang turun selama diet.

Sebuah studi pada 2007 di UCLA menemukan hal yang sama. Traci Mann, seorang profesor psikologi UCLA menyebut, pada awalnya dapat menurunkan 5 hingga 10 persen dari berat badan Anda pada sejumlah diet, tetapi kemudian beratnya kembali. Mereka menemukan mayoritas orang mendapatkan kembali berat badan, atau lebih.

"Penurunan berat badan yang berkelanjutan hanya ditemukan pada sebagian kecil peserta, sementara berat badan yang sempurna ditemukan kembali pada mayoritas. Diet tidak mengarah pada penurunan berat badan yang berkelanjutan atau manfaat kesehatan bagi sebagian besar orang," ungkap Traci.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Obsesi Makan Sehat

Ilustrasi Makanan Vegetarian
Ilustrasi makanan vegetarian (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Memikirkan makanan sebagai musuh dapat menyebabkan perilaku makan yang tidak teratur. Bahkan diet yang dipasarkan sebagai hal yang sehat atau berfokus pada kesehatan dapat menyebabkan gangguan maka tipe baru, orthorexia.

Menurut National Eating Disorder Association, istilah orthorexia diciptakan pada 1998 yang berarti obsesi untuk makan yang benar dan 'sehat'. Meski sadar dan prihatin dengan kualitas gizi dari makanan yang dimakan bukanlah masalah dalam diri, orang-orang dengan orthorexia menjadi sangat terpaku pada apa yang disebut 'makan sehat'.

3. Diet Mengacaukan Isyarat Lapar

Banyak waktu yang dihabiskan untuk diet dikhususkan untuk mengabaikan atau menekan rasa lapar. Dalam jangka panjang, ini dapat membuat Anda kurang responsif terhadap isyarat lapar alami yang pada gilirannya membuat Anda lebih sulit untuk mengatur berat badan.

4. Diet Bisa Jadi Penyebab Metabolisme Menurun

Ilustrasi Diet
Ilustrasi diet (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Saat diet, Anda dalam proses menekan kalori untuk menurunkan berat badan. Tetapi makan terlalu sedikit kalori dapat mendatangkan malapetaka pada metabolisme.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health and Preventive Medicine meneliti metabolisme orang diet rendah kalori dibandingkan mereka yang diet cukup rendah kalori. Para peneliti menemukan subjek yang diet cukup rendah kalori kehilangan berat badan dengan laju yang lebih lambat.

Ketika Anda sangat membatasi kalori, tubuh memberi terlalu banyak kompensasi dengan memperlambat metabolisme. Hal ini untuk memaksimalkan kalori yang dikonsumsi.

5. Stres Diet Bisa Bikin Makan Berlebihan

Jika pernah diet, Anda tahu itu bukan pengalaman yang menyenangkan. Anda menghilangkan kalori dan makanan yang sebenarnya ingin Anda makan. Menekankan diet Anda tidak terasa enak.

Penelitian seperti Jurnal Appetite telah menemukan peningkatan hormon stres kortisol terkait dengan makan berlebihan. Peningkatan kadar kortisol juga dapat menyebabkan kadar insulin Anda naik dan gula darah turun, ini membuat Anda menginginkan makanan yang manis dan berlemak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya