Selain Kalsium, Yoga di Kursi Bantu Cegah Osteoporosis

Yoga yang dilakukan di kursi dapat mencegah terjadinya benturan di lutut, siku dan bahu yang menjadi penopang tubuh.

oleh Putu Elmira diperbarui 17 Okt 2019, 18:02 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2019, 18:02 WIB
Selain Konsumsi Kalsium, Osteoporosis Dapat Dicegah Dengan Yoga
Dr. Suci Sutinah dan Astrid Amalia dalam talkshow 'Cegah Osteoporosis dengan Yoga' yang dilaksanakan di Tanamera Coffee Ahmad Dahlan pada Rabu (16/10/2019). (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta - Osteoporosis adalah penyakit yang cukup banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Pada 2017, tercatat dari data Rumah Sakit Mitra Keluarga, ada dua miliar orang Indonesia yang mengalami kondisi ini.

Osteoporosis adalah kondisi tulang yang rapuh dan mudah patah karena terjadi penurunan kepadatan tulang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kalsium dan vitamin D dalam tulang. Kekurangan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia dan gaya hidup.

Selain itu, wanita adalah pihak yang lebih rentan terkena osteoporosis karena saat mengalami menopause, kemampuan tubuh akan berkurang untuk menyerap kalsium karena sudah tidak menghasilkan hormon esterogen. 

"Standar kalsium di dalam badan itu sudah tertentu. Nah, kalau kurang dia akan mengambil kalsium dari tulang," ujar Dr. Suci Sutinah, Medical Advisor PT Bayer Indonesia dalam talkshow ‘Cegah Osteoporosis Sejak Dini Dengan Yoga’ yang dilaksanakan pada Rabu, 16 Oktober 2019, di kawasan Jakarta Selatan.

Agar tidak terjadi hal tersebut, pencegahan dini harus dilakukan, terutama sebelum usia 30 tahun. Setiap harinya, tubuh setidaknya membutuhkan 1.000 mg kalsium. Tidak hanya berguna bagi tulang, kalsium akan membuat kerja jantung dan otak menjadi lancar pula.

Dalam pola gaya hidup, beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan olahraga, atau setidaknya hidup aktif. Gunanya adalah jantung akan lebih terpacu untuk memompa aliran darah sehingga kalsium dapat tersebar ke seluruh tubuh.

Selain itu, faktor makanan juga harus diperhatikan. Dr. Suci menambahkan bahwa sebelum usia 20 tahun, sebaiknya konsumsi banyak makanan yang mengandung kalsium agar cadangannya tersimpan, seperti keju, susu dan yoghurt.

"Kalsium nih namanya menabung ya. Badan kita bukan spons yang dikasih air langsung nyerap," tambahnya.

Hal ini dikarenakan saat usia 30 tahun, daya serap tubuh akan semakin menurun. Sedangkan, gejala osteoporosis ini tidak dapat terlihat dan terasa sebelum ada kejadian seperti jatuh atau patah tulang.

Dr. Suci mengimbau untuk rutin melakukan pengecekan kepadatan tulang. Batas maksimal kepadatan tulang adalah -2,5, jika lebih dari itu, dibutuhkan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Teknik Yoga di Kursi

Selain Konsumsi Kalsium, Osteoporosis Dapat Dicegah Dengan Yoga
Astrid Amalia saat mencontohkan salah satu gerakan yoga di kursi. (dok. Liputan6.com/Novi Thedora)

Tak hanya pola konsumsi makanan yang harus dijaga. Berbagai gerakan yang dilakukan oleh tubuh juga menjadi hal yang patut diperhatikan.

Dalam kesempatan tersebut, Astrid Amalia selaku instruktur yoga mengatakan bahwa osteoporosis dapat dicegah dengan yoga. Bahkan, olahraga ini aman bagi orang yang sudah menderita osteoporosis.

"Yoga itu pelan dan dia itu memijat diri kita sendiri," tukas Astrid. 

Tak seperti yoga biasanya yang menggunakan matras, yoga yang diajarkan oleh Astrid memakai kursi sebagai alat bantunya. Hal ini dilakukannya agar semua orang bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja.

Terlebih, bila orang yang sudah terkena osteoporosis, akan lebih berbahaya bila melakukan gerakan yoga di matras karena bagian siku, lutut dan bahu akan menjadi penopang. Padahal, dalam kondisi tulang yang rapuh, penopang tubuh tersebut harus dijaga.

"Kalau sudah kena osteoporosis, salah satu hal yang saya tidak mau kena adalah Anda melukai lutut, siku, bahu," jelasnya lagi.

Karenanya, dia memilih alternatif kursi karena dirasa lebih aman di mana orang tidak akan membenturkan lutut, siku atau bahu ke permukaan yang keras sehingga kesehatan tulang dapat tetap terjaga.

Beberapa gerakan yang dicontohkan adalah gerakan jinjit dan setengah jongkok dengan kursi sebagai penahannya. Lalu, dia juga mencontohkan untuk meregangkan punggung di atas kursi. Astrid mengatakan, hanya dengan 30 menit melakukan gerakan tersebut sudah dapat menurunkan risiko osteoporosis.

Selain itu, yoga juga dikatakan dapat meningkatkan keseimbangan tubuh sehingga tidak mudah goyah dan mengurangi risiko terjatuh yang menyebabkan tulang pecah. (Novi Thedora)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya