Liputan6.com, Jakarta - Adalah Shah Cheragh, masjid di selatan Iran yang sementara diubah jadi tempat produksi masker demi melawan penyebaran corona COVID-19. Melansir laman South China Morning Post, Kamis (9/4/2020), Iran tercatat sebagai negara terburuk di Timur Tengah yang terdampak pandemi virus SARS-COV-2.
Mengingat urgensi tersebut, pihak pemerintah berinisiatif sementara memanfaatkan kawasan masjid berusia ratusan tahun tersebut. Berdasarkan laporan Bored Panda, Masjid Shah Cheragh sendiri merupakan tempat ziarah populer di kalangan umat Islam-Syiah.
Advertisement
Baca Juga
Pasal, terdapat beberapa tokoh di Iran yang dikemubumikan di kawasan masjid. Terlepas dari itu, keunikannya terletak pada desain interior yang dominan terbuat dari kaca.
Material tersebut, saat dipadankan dengan lampu-lampu di dalam masjid, akan memantulkan terang cahaya seribu kali lipat dan menciptakan pemandangan luar biasa indah. Kerlap-kerlip pantulan lampu di kaca menimbulkan kesan seolah tengah dipayungi jutaan bintang.
Kendati Masjid Shah Cheragh sudah berulang kali rusak karena ulah manusia, kejadian alam, atau terkikis waktu, perbaikan tetap dilakukan dan membuatnya tetap secantik sekarang. Hingga, ikon kota Shiraz ini sekarang bisa membantu produksi masker.
Lewat sebuah video SCMP, pembuatan masker demi memerangi corona COVID-19 ini dilakukan ibu-ibu setempat dengan tetap memerhatikan standar produksi.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Kasus COVID-19 di Iran
South China Morning Post melaporkan, per Rabu, 8 April 2020, Iran telah mencatat setidaknya 65.589 kasus corona COVID-19 dengan kematian 3.872 jiwa. Juga, lebih dari 27 ribu pasien telah dinyatakan sembuh.
Kendati demikian, para dokter percaya bahwa sebenarnya angka infeksi jauh lebih tinggi dari itu. Karenanya, kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala dan tak ragu memeriksakan diri, apalagi setelah ragam gejala muncul, terus diserukan.
Pemerintah Iran telah mengucurkan dana tambahan sebesar 1,08 miliar dolar Amerika atau setara Rp17,4 triliun untuk penanganan kasus COVID-19 di dalam negeri.
Advertisement