Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Minggu (24/5/2020), umat muslim di seluruh dunia merayakan lebaran. Hari kemenangan dari hawa nafsu, Hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal 1441 Hijriah.Â
Kalau tidak ada pandemi, perayaan Idul Ffitri di Indonesia biasanya sangat semarak, penuh dengan kebahagiaan, dengan banyak orang menyambutnya dengan suka cita, termasuk takbiran keliling hingga melakukan tradisi mudik atau pulang kampung. Di tiap rumah biasanya banyak hidangan tersedia, mulai dari ketupat, opor ayam sampai kue-kue kering.Itu tradisi di Indonesia.
Namun bagaimana cara Nabi Muhammad SAW merayakan lebaran? Dilansir dari laman NU Online yang merujuk buku 'How Did Ths Prophet and His Companion Celebrate Eid?’, disebutkan Rasulullah dan umat Islam pertama kali menggelar perayaan Hari Raya Idul Fitri pada tahun kedua hijriah atau 624 Masehi atau usai Perang Badar.
Advertisement
Baca Juga
Pertama, diriwayatkan bahwa Rasulullah mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadan sampai pagi hari pada 1 Syawal. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah SWT dalam Alquran surat Al-baqarah ayat 185:Â "Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir (membesarkan nama Allah) atas petunjuk yang telah diberikan-nya kepadamu. Semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur,".
Kedua, memakai pakaian terbaik pada Hari Raya Idul Fitri. Nabi Muhammad mandi, memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya. Kisah ini terekam dalam hadis yang diriwayatkan Al Hakim.
Ketiga, makan sebelum salat Idul Fitri. Salah satu hari yang diharamkan berpuasa adalah Hari Raya Idul Fitri. Maka dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada Hari Raya Idul Fitri itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.
Sebelum salat Idul Fitri atau Id, Rasulullah biasa menyantap kurma dengan jumlah yang ganjil yaitu 3, 5 atau 7. Dalam sebuah hadis disebutkan pada waktu lebaran, Nabi Muhammad tidak berangkat ke tempat salat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.
Keempat, salat Id. Rasulullah menunaikan salat Id bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, baik laki-laki perempuan maupun anak-anak.Rasulullah memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat diadakannya salat Id.
Nabi Muhammad juga mengakhirkan pelaksanaan salat Id biasanya pada saat matahari sudahsetinggi tombak atau sekitar 2 meter. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam punya waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.
Mengunjungi Rumah Sahabat
Kelima, mendatangi tempat keramaian. Suatu ketika saat lebaran, Rasulullah menemani Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng.
Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadis riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sempat memunculkan kepala di atas bahu Rasulullah, sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu di atas bahu Rasulullah dengan puas.
Keenam, mengunjungi rumah sahabat. Tradisi silaturahmi saling mengunjungi saat Hari Raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Rasulullah. Saat lebaran tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.
Pada kesempatan ini Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain, sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan.
Sayangnya, lebaran kali ini berada di masa pandemi Covid-19. Jadi sebaiknya kita jangan dulu berkumpul bersama keluarga berlainan rumah. Namun kita tetap bisa melakukan silahturahmi melalui bantuan teknologi.
Advertisement