Liputan6.com, Jakarta - Menambah daftar lara publik dalam sepekan terakhir, gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat 15 Januari 2021 pukul 02.28 WITA. Gempa itu berpusat sekitar enam kilometer (km) timur laut Majene.
Guncangan ini pun dilaporkan turut dirasakan di Kabupaten Mamuju yang berjarak 34 kilometer (km). Sejumlah bangunan pun rusak parah akibat bencana ini, termasuk, sebagaimana dilaporkan Regional Liputan6.com, Grand Maleo Hotel.
Berdasarkan keterangan di akun media sosialnya, hotel sekaligus convention centre ini berlokasi di tepi Pantai Manakarra, Kabupaten Mamuju. Sebelum dirusak gempa, bangunan hotel yang sudah 10 tahun beroperasi itu berupa properti enam lantai bereksterior warna netral dengan aksen garis dan sentuhan abu, juga merah nan kontras.
Advertisement
Baca Juga
Â
Hotel bintang tiga ini dilengkapi beragam fasilitas. Termasuk di dalamnya, seperti termuat di laman Traveloka, yakni kedai kopi, restoran, hot tub, pusat kebugaran, sauna dan spa, kolam renang luar ruang, dan ruang pertemuan yang biasanya disewakan untuk rapat maupun acara serupa.
Sebelum terdampak gempa, melalui unggahan di akun media sosialnya, pihak hotel tengah menawarkan paket menginap pada akhir pekan. Disebutkan di sana, dengan harga Rp499 ribu, tamu akan mendapat layanan sarapan untuk dua orang, welcome drink, akses Wi-Fi, dan dua tiket water park.
Namun, sudah jatuh tertimpa tangga, dampak pandemi yang dirasakan sektor perhotelan kini harus ditambah karena bangunan hotel rusak parah akibat gempa. Senasib dengan Grand Maleo Hotel, bangunan kantor Gubernur Sulbar bahkan roboh.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemungkinan Gempa Susulan
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di sekitar Majene, Sulbar untuk tetap mewaspadai ancaman gempa susulan. Dwikorita menyebut, kemungkinan akan terjadi gempa susulan yang sama kuat seperti gempa yang terjadi dini hari tadi.
"Kami mengimbau pada masyarakat sekitar agar menghindari, saat ini masih siaga, berjaga, jangan berada di bangunan gedung-gedung tinggi, hindari bangunan tersebut, dikhawatirkan gempa susulan," ujar Dwikorita, berdasarkan laporan News Liputan6.com.
Dwikorita juga menyebut potensi terjadinya tsunami jika terjadi gempa susulan yang cukup kuat. "Kalau pusat gempa ada di pantai, memungkinkan terjadinya longsor bawah laut, dapat pula berpotensi tsunami jika ada gempa susulan yang membuat longsor bawah laut," ujar Dwikorita.
Karenanya, Dwikorita mengimbau warga untuk menjauhi bibir pantai jika terjadi gempa susulan. Ia juga meminta pada masyarakat yang berada di pinggir pantai untuk tak menunggu adanya peringatan dini tsunami jika terjadi gempa susulan.
Advertisement