Liputan6.com, Jakarta - Salah satu produsen produk susu asal Korea Selatan, Namyang Dairy dikecam setelah mengklaim minuman yogurt produksinya dapat mencegah virus Covid-19. Hal itu diungkapkan dalam sebuah simposium yang diselenggarakan oleh Korea Research & Institute of Bio Medical Science.
Kepala Lembaga penelitian internal Namyang Dairy menyampaikan hasil penelitiannya tentang Bulgaris, minuman yogurt dari perusahannya. “Kami adalah perusahaan pertama di negara ini yang menemukan bahwa produk susu fermentasi efektif dalam mencegah virus influenza dan Covid-19,” ujar Park Jong-su, seperti diberitakan laman The Korean Herald, Sabtu, 16 April 2021.
Advertisement
Baca Juga
Park juga menjelaskan hasil eksperimen yang telah dilakukannya terhadap penyakit flu dan Covid-19. Ia menambahkan bahwa tes untuk virus Covid-19 dilakukan menggunakan sel paru-paru dari monyet. "Eksperimen kami menunjukkan bahwa Bulgaris membantu menghilangkan virus influenza A (H1N1) dengan tingkat keberhasilan 99,999 persen, dan Covid-19 dengan tingkat keberhasilan 77,8 persen," kata Park.
Kabar ini membuat penjualan Bulgaris jadi melonjak. Produk tersebut terjual habis di toko lokal dan situs online yang membuat saham Namyang Diary mengalami peningkatan. Namyang Dairy memperoleh Rp. 4,6 juta dari hasil penjualan dan meningkat 28,6 persen hingga menyentuh 489.000 won atau sekitar Rp. 6,3 juta.
Namun, penjualan menurun dengan cepat setelah otoritas kesehatan negara dan para ahli lainnya mempertanyakan kredibilitas produk tersebut dan mengatakan bahwa hal itu belum ditunjukan dalam uji klinis.
Tim peneliti laboratorium di Chungnam National University Veterinary College melakukan percobaan dengan menemukan minuman Bulgaris ke sel paru-paru monyet. Penelitian ini didanai oleh perusahaan Namyang Dairy.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan, untuk mengetahui apakah suatu makanan dapat mencegah atau menyebuhkan Covid-19 harus dilakukan tes secara langsung kepada manusia.
“Apa yang diumumkan oleh peneliti adalah hasil dari percobaan di mana suatu produk telah diletakkan pada virus itu sendiri. Namun, hal ini bukan berarti produk tersebut dapat menghilangkan virus ketika berada di dalam tubuh manusia,” jelas seorang pejabat dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyelidikan
Selain itu, para ahli juga mempertanyakan apa tujuan perusahaan mempublikasikan hasil tes tersebut kepada masyarakat, karena saat ini telah banyak obat-obatan yang telah terbukti dalam tes laboratorium dapat menetralkan flu.
"Secara global, ada ratusan obat yang terbukti efektif dalam mengobati penyakit ketika diuji pada sel, tetapi kebanyakan dari mereka ternyata tidak terlalu efektif pada tubuh manusia," kata profesor Jung Jae-hun dari Universitas Gachon dalam sebuah wawancara radio lokal.
Apabila Namyang Dairy diketahui bahwa tujuannya mempublikasikan hasil rilis untuk pemasaran, maka perusahaan tersebut akan menghadapi konsekuensi hukuman karena telah menyesatkan pelanggan. Hal ini juga sama dengan pelanggaran hukum pelabelan produk yang bisa menyebabkan hukuman hingga 10 tahun penjara atau denda hingga 100 juta won atau sekitar Rp1,3 miliar.
Terkait hal ini, Kementerian Keamanan Pangan dan Obat menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap perusahaan Namyang Dairy. Diduga, perusahaan ini juga telah melanggar Undang-Undang Pasar Modal Korea karena telah mengabaikan detail penting yang dapat mempengaruhi harga sahamnya. Saat ini, Korea Exchange juga tengah menyelidiki kasus ini untuk melihat apakah Namyang melanggar undang-undang perdagangan yang adil.
Setelah munculnya kontroversi tersebut, Namyang mengatakan bahwa saat melakukan eksperimen pihaknya mengalami keterbatasan. “Kami membagikan hasil penelitian tersebut karena kami menemukan bahwa terdapat makanan yang memiliki pengaruh dalam menghilangkan virus corona,” katanya. “Kami memang menyebutkan selama presentasi kami di simposium bahwa ada batasan pada eksperimen seperti yang dilakukan yaitu keterbatasan dalam sel,” pungkasnya. (Dinda Rizky Amalia Siregar)
Advertisement