6 Fakta Menarik tentang Meulaboh, Kota Kelahiran Pahlawan Nasional Teuku Umar

Meulaboh menyimpan segala kekayaan budaya dan alamnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2021, 09:03 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2021, 09:03 WIB
Polemik Kampung Muslim
Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh (Liputan6.com/Rino Abonita).

Liputan6.com, Jakarta - Meulaboh merupakan salah satu kota yang ada di Pulau Sumatra dan terletak 245 kilometer dari Kota Banda Aceh. Ibu kota Aceh Barat ini adalah kota kelahiran dari Teuku Umar, salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Penamaan Meulaboh diyakini berkaitan dengan letaknya yang berdekatan dengan laut dan dapat "dilaboh pukat" atau digunakan untuk melambuhkan kapal. Kota ini sudah berdiri sejak 402 tahun silam, terhitung dari saat Sultan Saidil Mukammil atau Sultan Kerajaan Aceh Darussalam naik tahta.

Meulaboh juga menjadi salah satu daerah terparah akibat bencana tsunami yang dipicu oleh Gempa Aceh pada 2004. Pada 2020 lalu, sebuah awan tak biasa muncul di Meulaboh, fenomena awan hitam panjang menyerupai gelombang smong (tsunami) membuat masyarakat sekitar menjadi geger. Selain itu, masih banyak lagi fakta menarik tentang Meulaboh. Berikut enam fakta menarik tentang Meulaboh yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Masjid Terbesar dan Termegah di Kota Meulaboh

Masjid Agung Baitul Makmur atau biasa disebut dengan Great Mosque Baitul Makmur adalah masjid terbesar dan termegah di kawasan pantai barat Kota Meulaboh. Masjid ini menggabungkan gaya arsitektur Timur Tengah, Asia, dan Aceh dengan pemilihan warna cokelat cerah yang dikombinasikan dengan warna merah bata pada bagian kubah masjid.

Ciri khas dari masjid ini adaalah tiga kubah utama yang diapit oleh dua kubah menara air berukuran kecil. Seluruh kubah berbentuk bulat lancip, khas perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah dan Asia. Kombinasi antara area yang luas dan keindahan arsitektur menjadikan Masjid Agung Baitul Makmur masuk ke dalam buku 100 Masjid Terindah di Indonesia, karya Teddy Tjokrosaputro dan Aryananda. 

2. Masjid Pertama di Aceh Barat

Masjid Nurul Huda merupakan salah satu masjid yang menjadi saksi bisu dahsyatnya Gempa Aceh serta perkembangan Meulaboh dari masa ke masa. Masjid ini didirikan pada abad ke-18 masehi oleh Ulee Balang Meulaboh, Teuku Tjik Ali. Pada awal pembangunannya, masjid ini hanya menggunakan konstruksi kayu, namun pada 1938, masjid ini diperluas oleh Teuku Tjik Ali Akbar, mertua dari Pahlawan Nasional Teuku Umar.

Tempat ibadah ini merupakan masjid pertama yang ada di Aceh Barat. Selain itu masjid ini pernah memegang gelar masjid agung kabupaten sampai Masjid Agung Baitul Makmur selesai didirikan. Masjid Nurul Huda hingga kini masih aktif digunakan sebagai tempat pelaksanaan ibadah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3. Kupiah Meukeutop

Berkunjung ke NAD, Presiden Jokowi Disambut Adat Aceh
Presiden Joko Widodo mendapatkan penyematan kopiah kehormatan Meukeutop dari Wali Nangro Aceh Malik Mahmud, di Pendopo Gubernuran, Banda Aceh, Senin (9/3/2015). Presiden Joko Widodo ke Aceh untuk mengunjungi PT Pertamina Gas Arun. (Rumgapres/Agus Suparto)

Kupiah meukeutop adalah ikon Kabupaten Aceh Barat, yang berbentuk topi tradisional dan biasa digunakan sebagai pelengkap pakaian adat yang dikenakan kaum pria. Secara historis kupiah meukeutop identik dengan topi kebesaran yang sering digunakan oleh Teuku Umar. Topi ini terbuat dari kain dasar berwarna merah dan kuning. Kain yang digunakan dirajut jadi satu dan membentuk lingkaran.

Warna merah yang digunakan melambangkan kepahlawanan, warna kuning melambangkan kerajaan atau negara, hijau melambangkan agama, hitam berarti ketegasan dan ketetapan hati, serta putih yang berarti suci atau keikhlasan. Secara keseluruhan topi ini memiliki empat bagian, pertama bermakna hukum, kedua bermakna adat, ketiga bermakna kanun, dan bagian keempat bermakna reusam.

4. Kopi Khop

Kupi Khop dari Aceh Barat memiliki keunikan dalam hal penyajian, kopi Khas Meulaboh ini disajikan dengan gelas terbalik. Istilah Kupi Khop muncul dari kata-kata terakhir Teuku Umar sebelum meninggal. Pahlawan berdarah Aceh tersebut memberi isyarat minum kopi bersama sebelum dia berangkat perang.

Filosofi penyajian Khupi Khop dengan gelas terbalik berasal dari kebiasaan masyarakat Aceh yang berlama-lama saat meminum kopi. Apabila disajikan dengan gelas terbalik, maka kopi akan aman dari paparan debu serta menjaga kadar asam pada kopi. Kopi dengan gelas terbuka kadar asamnya akan cepat meningkat dan hal ini tidak baik untuk kesehatan. 

 

5. Pulau Kecil Berpasir Putih

Pulau Gosong, Meulaboh
Pulau Gosong, Meulaboh. (dok. Instagram @cinta.aceh / https://www.instagram.com/p/B-iuU4tJ1RW/?utm_medium=copy_link)

Pulau Gosong, salah satu pulau yang ada di Meulaboh dengan berbagai keunikan. Pulau ini merupakan pulau kecil yang tak berpenghuni. Pulau Gosong hanya memiliki satu komponen, yaitu pasir dan tak ada komponen lainnya. Hal ini yang menjadi daya tarik utama dari Pulau Gosong.

Warna pasir yang ada di pulau ini sangat putih dan bersih dengan dikelilingi oleh lautan berwarna biru. Pulau Gosong menghasilkan gradasi warna air laut yang sempurna, sehingga membuat wilayah ini terlihat seperti lukisan abstrak. Keunikan lain dari pulau kecil ini adalah memiliki daratan dengan ketinggian di atas laut paling rendah, yaitu kurang dari 50 centimeter di atas permukaan laut.

6. Pantai dengan Batu Cadas yang Menawan

Pantai Ujong Kareung adalah salah satu destinasi wisata yang terletak di Desa Suak, Meulaboh, Aceh. Nama pantai ini diambil dari bahasa Aceh yang memiliki arti ujung karang lantaran lokasi Pantai Ujong Kareung berada di ujung kota dan dipenuhi dengan batu-batu karang. Dahulu, pantai ini dijadikan sebagai sebuah tempat pertahanan oleh penjajah. Benteng Jepang yang terletak di pinggir pantai menjadi saksi bisu sejarah pantai ini.

Sebelum musibah tsunami 2004 terjadi, kawasan Pantai Ujong Kareung merupakan sebuah perumahan TNI/Polri. Namun, dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang Aceh membuat kawasan ini menjadi pantai. Para pengunjung dapat menyaksikan sisa-sisa dari bangunan peninggalan tsunami di tempat ini. Menurut cerita warga sekitar, korban bencana tsunami juga dimakamkan secara massal di sekitar pantai. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19

Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya