Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat kehidupan malam di Kota New York, Amerika Serikat (AS), terpuruk. Akan tetapi, kota terpadat di AS itu kini sedang mempertimbangkan program percontohan baru untuk menciptakan zona kehidupan malam 24 jam yang membuat bar dan kelab malam bebas buka.
"Kami merekomendasikan ini sebagai percontohan untuk mengidentifikasi area dengan operasional 24 jam mungkin sesuai," terang Ariel Palitz, Direktur Eksekutif Senior NYC Office of Nightlife, seperti dilansir dari Independent, Selasa, 6 Juli 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa zona hiburan malam 24 jam, yang sebenarnya sudah lebih dulu populer di Amsterdam dan Berlin, membantu mengurangi konflik dan masalah kualitas hidup dengan tidak membuat semua orang bergegas keluar-masuk. Pada 15 Juni 2021, setelah 70 persen dari populasi orang dewasa di New York telah divaksin Covid-19, mereka menggelar pertunjukan kembang api demi merayakan pencapaian tersebut.
New York mengumumkan sebagian besar bisnisnya akan dibuka kembali tanpa pembatasan, kecuali untuk acara dalam ruangan besar dengan kapasitas lima ribu orang atau lebih. "Kami tidak lagi hanya bertahan, kami berkembang," kata Gubernur New York, Andrew Cuomo.
Tempat hiburan malam adalah industri besar di New York, rumah bagi lebih dari 25 ribu tempat dan 300 ribu pekerja yang menyumbangkan 20 miliar dolar AS untuk ekonomi kota. Pandemi menutup banyak tempat terkenal secara permanen saat masa penguncian. Kini, kelab malam mulai buka kembali secara bertahap dengan jumlah pengunjung dibatasi sampai 50 persen.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Pesta di New York
Nyatanya, New York tidak pernah berhenti membuka lantai dansa, bahkan ketika itu ilegal. "Pesta di New York tidak pernah benar-benar berhenti. Ada pesta perahu, pesta kolam renang, pesta karaoke, pesta disko sunyi, pesta taman, pesta rumah, pesta gudang, dan pesta atap," tulis Brock Colyar dari majalah New York.
Polisi berusaha menangkap pihak-pihak yang jelas melanggar aturan protokol kesehatan. Namun, mereka sering kesulitan melacak karena penyelenggara menggunakan media sosial untuk menyebarkan berita tentang "acara rahasia" dengan cepat.
Meski kota ini telah kembali dibuka, tantangan tetap ada untuk sektor kehidupan malam. Terlebih, pariwisata diprediksi tidak akan kembali sepenuhnya hingga 2024.
Sebuah survei pada Desember 2020 dari New York City Hospitality Alliance menemukan bahwa 90 persen restoran dan bar tidak dapat membayar sewa mereka. Dampaknya, banyak restoran dan bar yang terpaksa tutup, baik permanen maupun sementara.
Advertisement
Melonggarkan Pembatasan
Pada pertengahan Juni 2021, pemerintah New York mencabut semua pembatasan terkait Covid-19. Cuomo mengumumkan, keputusan ini diambil berdasarkan "kesuksesan vaksinasi" di New York.
New York tidak lagi mengharuskan orang yang sudah divaksin menjaga jarak enam kaki dan memakai masker untuk pencegahan. Namun, mereka yang tidak divaksinasi tetap diharuskan memakai masker dan menjaga jarak di tempat umum. Penduduk yang tidak divaksinasi mungkin juga perlu menunjukkan bukti tes Covid-19 negatif untuk masuk ke beberapa tempat acara.
Sebagian besar negara bagian AS bergerak maju untuk mencabut atau melonggarkan pembatasan terkait pandemi saat gelombang virus mereda dan dorongan vaksinasi berkembang. Mengenai perjalanan, Gubernur menambahkan bahwa New York juga akan menerapkan kampanye untuk menarik wisatawan internasional dan domestik.
Benarkah Vaksin Covid-19 Bikin Kekebalan Tubuh 100 Persen?
Advertisement