Liputan6.com, Jakarta - Mengadaptasi cerita populer, seperti Cinderella, untuk generasi baru berarti menghubungkan masa lalu dan masa kini. Film yang akan tayang perdana di Amazon Prime pada 3 September 2021 ini menggambarkan kembali kisahnya sebagai "musikal yang membangkitkan semangat tentang kekuatan penemuan diri."
Tidak seperti pendahulunya, melansir Vogue, Selasa, 10 Agustus 2021, Ella (diperankan Camila Cabello) tidak bercita-cita untuk hidup sebagai bangsawan, melainkan sibuk membangun kerajaan mode. Pergeseran ini otomatis membutuhkan narasi visual yang berbeda.
"Ini adalah cerita yang benar-benar baru. Saya merasa dongeng lain memiliki nilai lebih kuno dan tidak mencerminkan wanita secara akurat,” kata Cabello. "Versi baru Cinderella ini memiliki mimpi dan ambisi. Ia ingin menyelamatkan dirinya sendiri, bukan punya pangeran atau orang lain yang menyelamatkannya."
Advertisement
Baca Juga
Berkaca pada tujuan Ella, sebagian besar modernisasi diekspresikan melalui pilihan busana. Bagi perancang kostum Ellen Mirojnick, menceritakan kisah Ella berarti memulai dari awal. "Dengan Cinderella, Anda tentu memikirkan gaun biru dan sepatu kaca," ucapnya.
"Tapi, bukan itu cara kami menarasikan cerita ini," tutur Mirojnick. "Ini adalah penceritaan kembali yang benar-benar baru, jadi kami ingin mengubahnya dan merangkul sudut pandang baru yang mempromosikan pemberdayaan dan individualitas perempuan."
Mahir menciptakan kostum untuk dunia fiksi yang imersif, mulai dari Bridgerton, The Greatest Showman, hingga Maleficent: Mistress of Evil, Mirojnick mengaku mencari inspirasi melalui soundtrack untuk Cinderella. "Semuanya jadi konkret begitu Anda membaca dan mendengarkan musiknya," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Presisi, tapi Hati-Hati
Mirojnick menjelaskan, soundtrack film adaptasi Cinderella ini memiliki aspek dongeng, romantis, dan modern. Di dalam lemari pakaian Ella, konsep-konsep tersebut diterjemahkan ke dalam tampilan bersentuhan kontemporer dan potongan-potongan yang menonjolkan keunikannya.
Namun, Mirojnick tetap berhati-hati untuk tidak menunjukkan transformasi Ella. "Sejak awal (proses desain) kami mempertimbangkan bahwa pakaiannya tidak boleh terlalu mencolok," katanya. "Jadi, kami memanfaatkan warna-warna netral, kain alami, linen, tapi dengan sentuhan modern seperti ikat pinggang.”
Ketertarikan karakter dalam desain adalah kunci memahami motivasinya. "Salah satu hal yang saya sadari adalah Anda memiliki Cinderella yang mendesain dirinya sendiri di sini. Lemari Ella adalah pusat dari film kami. Kostum menangkap semangatnya, bagaimana desain memberdayakannya," ucapnya.
Bagi Cabello, berkolaborasi dengan Mirojnick selama proses desain adalah sebuah mimpi. "Saya menyukai kostum kerja saya! Itu sangat nyaman, tapi tetap berkarakter," tuturnya.
"Ellen dan timnya sangat bersemangat, penuh kegembiraan atas apa yang mereka lakukan. Mereka sangat mencintai Ella dan nilai-nilai yang diwakilinya. Di saat ekspresi diri perempuan sangat terbatas, ia menggunakan fesyen untuk mengekspresikan diri," sambung perempuan 24 tahun itu.
Advertisement
Boyong Semangat Pemberdayaan
Sementara tokoh protagonis tidak ingin jadi seorang putri, ceritanya tidak sepenuhnya "melanggar tradisi." Pakaian-pakaian dalam film akan diperlihatkan selama live streaming Mercedes Benz Dressed for a Dream pada 28 Agustus mendatang.
Baik Cabello maupun Mirojnick berharap agar penonton menemukan film, peragaan busana, dan kampanye lain sebagai inspirasi. "Kami akan memiliki model yang berjalan di peragaan busana dengan kisah sukses luar biasa. Merupakan suatu kehormatan untuk bermitra dengan Mercedes dalam hal ini dan pada saat kita dapat merayakan pemberdayaan perempuan," tutur Mirojnick.
Sentimen itu disepakati Cabello. "(Fashion show) adalah impian Ella yang jadi kenyataan! Saya pikir wanita melihat wanita lain jadi kuat, ambisius, dan saling mendukung itu sangat penting. Membantu satu sama lain, menyadari kekuatan kita, dan merayakan satu sama lain untuk mengendalikan hidup kita," tutupnya.
Infografis Kesalahan Ketika Gunakan Masker Cegah COVID-19
Advertisement