Liputan6.com, Jakarta - Pembukaan destinasi wisata Batam dan Bintan untuk wisatawan asing hingga kini belum juga terealisasi. Meski begitu, destinasi tersebut sudah siap untuk menerima wisatawan dari mancanegara.
"Pada prinsipnya, Batam, khususnya Bintan Lagoon sudah sangat siap untuk menerima wisatawan mancanegara," kata Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Raden Kurleni Ukar, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 2 November 2021. Namun, ada beberapa hal yang menjadi persoalan.
Advertisement
Baca Juga
Pertama, kata Kurleni, wisatawan yang banyak masuk ke Batam dan Bintan itu dari Malaysia dan Singapura. Sementara, dua negara tersebut belum membuka perbatasan mereka untuk kepentingan liburan.
"Sekarang, Kementerian Luar Negeri sedang menyusun perjanjian bilateralnya. Jadi, silakan langsung dihubungi teman-teman di Kemenlu," ujar dia.
Selain dua negara itu, Indonesia juga menyasar wisatawan China, tapi negeri tirai bambu itu belum memperbolehkan warganya ke luar negeri. Dia mengatakan, kalau pun mereka bisa keluar, tapi kebijakannya ketat sekali.
"Jadi memang belum ada permintaan dari China," kata perempuan yang sempat bekerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Ketiga, saat ini yang baru dibuka adalah bandara di Kepri. Padahal selama ini, wisatawan yang masuk ke Bintan dan Batam itu bukan dari bandara, tapi melalui pelabuhan laut.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belum Matching
"Jadi, belum matching antara kebutuhan wisatawan dengan pemberlakukan kebijakan pada saat ini. Kami mengajukan pelabuhan laut untuk wisatawan, tapi belum ada keputusannya," ujar Kurleni Ukar.
Ia berkata keputusan untuk membuka pelabuhan bukan berada di Kemenparekraf. Selama ini yang membuka pintu masuk bagi perjalanan dari luar negeri itu biasanya diatur oleh SE Satgas Covid-19.
"Dari situ kemudian ditindaklanjuti oleh Instruksi Mendagri dengan SE dari Kementerian Perhubungan serta Imigrasi untuk TPI-nya (Tempat Pemeriksaan Imigrasi)," jelas Kurleni.
Advertisement
Proses Panjang
Menurut dia, proses untuk pembukaan pelabuhan prosesnya panjang. Tugas Kemenparekraf mengordinasikan dan tidak punya perangkat langsung teknis di lapangan.
Jadi, pihak Kemenparekraf hanya mengusulkan kepada pihak-pihak yang mempunyai kewenangan. Oleh karena itu, kapan pembukaan Batam dan Bintan itu, tidak bisa dipastikan.
"Kementerian Pariwisata itu banyak kewenangan kebijakannya yang tidak dari kami. Jadi, kami harus mendorong pihak-pihak yang berwenang itu untuk bisa menyetujui dan mengeluarkan regulasinya," kata Kurleni.
Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Advertisement