Liputan6.com, Jakarta - Pelancong internasional yang tiba di Inggris atau Skotlandiai tidak perlu lagi menjalani tes COVID-19 jika sudah divaksinasi lengkap. Mendorong perjalanan keluarga, mengutip BBC, Selasa (25/1/2022), aturan ini akan berlaku mulai 11 Februari, pada waktunya untuk libur tengah semester.
Aturan juga telah dilonggarkan untuk pelancong yang belum divaksin, yang mana mereka tidak lagi harus mengikuti tes delapan hari atau mengisolasi diri. Namun, turis dalam kategori ini masih membutuhkan tes pra-keberangkatan dan melakukan tes COVID-19 di hari kedua setelah kedatangan.
Lalu, setiap orang yang tiba di Inggris dan Skotlandia, terlepas dari status vaksinasi, perlu mengisi formulir pelacakan penumpang. Form tersebut, kata Sekretaris Transportasi Inggris Grant Shapps, dibuat "lebih mudah" untuk diisi.
Advertisement
Baca Juga
Wales dan Irlandia Utara belum mengatakan apakah akan mengubah aturan pengujian mereka, meski diharapkan mengikuti aturan tersebut. Dalam sebuah pernyataan pada House of Commons, Shapps mengatakan langkah itu akan menghemat biaya sekitar 100 pound sterling (sekitar Rp1,9 juta) untuk kunjungan keluarga ke luar negeri.
Juga, bermaksud meningkatkan geliat industri perjalanan. "Rezim perjalanan internasional kami sekarang akan diliberalisasi sebagai bagian dari upaya memastikan bahwa 2022 adalah tahun di mana pembatasan perjalanan, lockdown, dan pembatasan kehidupan orang ditempatkan dengan tegas di masa lalu," katanya.
"Mulai pukul 4 pagi pada 11 Februari, dan pada waktu libur paruh semester, penumpang yang divaksinasi penuh yang tiba di Inggris tidak lagi harus mengikuti tes aliran lateral pascakedatangan," Shapps menambahkan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Disambut Baik
Menteri Transportasi Skotlandia Michael Matheson mengatakan tindakan itu "sangat disambut baik," terutama oleh pelaku sektor pariwisata dan penerbangan. Namun, ia mengatakan "pengawasan lebih lanjut" akan diperlukan di semua wilayah untuk menangkap varian baru jika mereka muncul.
Bagi pelancong internasional, aturan ini membuat kekhawatiran mereka berkurang, setidaknya tentang satu hal. Dan dari Surrey berencana ke Italia dalam perjalanan ski dengan putranya di liburan semester.
"Saya siap untuk melakukan semua tes dan mengisi formulir yang saya perlukan," katanya, menambahkan bahwa berita tidak perlu tes COVID-19 adalah "perubahan yang disambut baik."
"Tidak hanya biayanya sedikit lebih sedikit, tapi juga stresnya sedikit berkurang. Jadi secara keseluruhan, semoga kita bisa fokus pada liburan yang menyenangkan daripada mengkhawatirkan urusan administrasi."
Dan dan keluarganya hanya sekali bepergian ke luar negeri sejak pandemi dimulai, tapi ia berharap dengan semakin mudahnya aturan, merencanakan liburan jadi lebih mudah.
"Saya cukup senang ada lebih sedikit hambatan, itu membuat saya merasa lebih percaya diri untuk menjauh dari sudut pandang itu," katanya. Namun, keselamatan tetap jadi prioritas nomor satu. "Jika varian baru datang atau sesuatu berubah dan aturan harus ditinjau kembali, saya akan mengerti itu," imbuhnya.
Advertisement
Dicabut Terlalu Cepat?
Aturan ini juga disambut gembira industri perjalanan dan pariwisata. Maskapai Virgin Atlantic mengatakan, "Penghapusan semua pengujian untuk penumpang yang divaksin adalah langkah terakhir dalam bergerak menuju perjalanan udara tanpa gesekan, memungkinkan penumpang terhubung kembali dengan orang yang dicintai dan rekan bisnis mereka."
Johan Lundgren, kepala eksekutif easyJet, mengatakan maskapai akan "sekarang melihat ke depan untuk apa yang kami yakini jadi musim panas yang kuat." Ia berkata, "Jelas pembatasan perjalanan tidak secara material memperlambat penyebaran Omicron di Inggris dan oleh karena itu, penting bahwa tidak ada lagi reaksi spontan terhadap varian di masa depan."
Namun, Laboratorium dan Organisasi Industri Pengujian, badan perdagangan untuk industri tersebut, memperingatkan bahwa aturan pembatasan dicabut terlalu cepat. Ketuanya, Tom Watson, mengatakan, "Kami secara konsisten mendukung pelonggaran pembatasan yang tidak perlu."
"Tapi, satu-satunya cara negara kami dapat menghindari penguncian adalah dengan mempertahankan aturan pengujian COVID-19Â untuk dengan cepat menemukan varian baru," ia menambahkan.
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron
Advertisement