Waspadai Penipuan Cinta Oppa, Korbannya Rugi Rp13,2 Miliar

Tersangka penipuan cinta oppa ini tidak pernah langsung meminta uang dalam nominal besar.

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Mar 2022, 03:02 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2022, 03:02 WIB
Ilustrasi aplikasi kencan
Ilustrasi aplikasi kencan. Kredit: amrothman via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Penipuan berkedok cinta masih terus ditemukan. Yang terbaru, seorang perempuan paruh baya di Penang, Malaysia jadi korban penipu yang mengatakan ia akan merawat perempuan tersebut di hari tuanya.

Sayangnya, orang tersebut merupakan bagian dari sindikat penipuan cinta "oppa." Atas kejadian tersebut, perempuan ini ditaksir menanggung kerugian sebesar 3,9 juta ringgit (sekitar Rp13,2 miliar), lapor World of Buzz, Kamis, 24 Maret 2022.

Berdasarkan laporan Astro Awani, penipu itu mengaku sebagai pria Korea Selatan yang bekerja di sebuah anjungan minyak pada perempuan berusia 63 tahun tersebut. Keduanya berkenalan lewat Instagram, Desember tahun lalu.

Korban dilaporkan belum pernah bertemu langsung dengan pria tersebut dan hanya berkomunikasi melalui WhatsApp dan Instagram. Menurut Kapolsek Penang, Datuk Mohd Shuhaily Mohd Zain, korban menjalin hubungan asmara dengan penipu sebelum mulai curiga dengan foto yang dikirimnya.

Ia kemudian membuat laporan polisi pada 17 Maret 2022 setelah menyadari bahwa pria itu adalah penipu. Pada waktu pelaporan, wanita itu sudah melakukan 184 transaksi ke 19 rekening bank lokal menggunakan warisan tabungan mendiang suaminya.

"Kami menemukan nominal transfer terendah adalah sembilan ribu ringgit (sekitar Rp30,6 juta) dan tertinggi: 50 ribu ringgit (sekitar Rp170 juta," pihak berwajib mengatakan.

Shuhaily menjelaskan, "Saya yakin pelaku sudah mengetahui ambang batas (penarikan uang) bank. Mereka meminta uang dalam jumlah kecil, namun akhirnya ketahuan saat korban berselancar di internet dan menemukan gambar (yang diberikan tersangka) cukup mencurigakan. Tapi, uang 3,9 juta ringgit sudah lenyap."

Dalam keterangannya, polisi juga memperlihatkan foto yang dikirim tersangka. Gambar itu memperlihatkan "seorang pemuda, lajang, tampan, dan berkarier yang stabil."

Tapi, ketika diperiksa pihak berwajib, foto itu ternyata editan. "Mungkin dari gambar lain,” tambahnya.

Karena itu, pihak berwajib mendesak masyarakat untuk lebih berhati-hati dengan janji yang dibuat orang tidak dikenal yang bertemu secara online, termasuk aplikasi kencan online maupun media sosial. Pihaknya menambahkan bahwa para penipu umumnya menargetkan korban tanpa memandang usia dan faktor latar belakang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kasus Penipuan Lain

Ilustrasi Cincin Kawin
Ilustrasi cincin kawin (dok.unsplash/sandy miar)

Narasi tidak memandang latar belakang ini sudah dibuktikan seorang pria India berusia 66 tahun yang belum lama ini ditangkap di Odisha karena menikahi setidaknya 27 perempuan dengan modus penipuan. Pria bernama Ramesh Chandra Swain ini mengaku sebagai pejabat Kementerian Kesehatan India selama beberapa tahun terakhir, lapor The Federal.

Swain berhasil meyakinkan para perempuan yang dinikahinya bahwa ia adalah wakil direktur jenderal pendidikan dan pelatihan kesehatan di Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India. Ia kemudian menjalin ikatan dengan mereka tanpa menimbulkan kecurigaan tentang masa lalunya.

Pria yang menerima pendidikan hanya sampai kelas 10 ini dilaporkan menipu uang senilai berjuta-juta rupee dari para perempuan ini, dan meninggalkan mereka ketika penyamarannya bocor. Ia menikahi perempuan yang di antaranya seorang pengacara Mahkamah Agung dan seorang petugas Layanan Administrasi Kerala.

Pakai Nama Berbeda

Ilustrasi Pernikahan India
Ilustrasi pernikahan India. (dok. Pixabay.com/rajeshkoiri007)

Ada juga seorang Chartered Accountant, seorang pejabat ITBP, seorang eksekutif senior dari sebuah perusahaan asuransi, bahkan dokter. Polisi mengaku telah kontak dengan setidaknya 90 perempuan yang ditipu Swain, meski tidak semua bersedia jadi bagian dari penyelidikan karena takut akan stigma sosial.

Swain merupakan pria asal desa Singhalo di distrik Kendrapara, Odisha. Selama beraksi, ia menggunakan nama-nama lain, seperti Dr Bijayshree Ramesh Kumar, Dr Bidhu Prakash Swain, dan Dr Ramani Ranjan Swain untuk meyakinkan korbannya.

Penangkapan

Ilustrasi Pernikahan India
Ilustrasi pernikahan India. (dok. Pixabay.com/Free-Photos)

Swain pertama kali menikah pada 1982. Dari pernikahan itu, ia memiliki dua putra dan putri. Apa yang diyakini sebagai pernikahan keduanya adalah dengan seorang dokter di Jharkhand. Dokter itu disebut mengetahui penipuan yang dilakukan Swain, tapi ia memutuskan tetap diam.

Pengaduan pertama terhadap Swain dilakukan salah satu istrinya pada Mei 2021. Ia merupakan seorang guru sekolah berusia 48 tahun yang berbasis di New Delhi, yang mengajukan pengaduan ke Polisi Komisaris untuk Bhubaneswar dan Cuttack di Odisha pada Mei 2021. Perempuan ini mengatakan suaminya telah menikah beberapa kali dan menipunya sebesar 13 lakh (sekitar Rp267 juta).

Polisi, menggunakan nomor telepon Swain, melaporkan Swain memiliki beberapa alamat. Di setiap kediaman yang terdaftar, pihaknya menemukan bahwa ia memiliki seorang istri.

Swain, yang dulu sering bepergian, akan sesekali mengunjungi Paradip, dan polisi menemukannya dengan melacak ponselnya. Pihak berwajib akhirnya menangkap Swain ketika ia mengunjungi kuil Shani di Bhubaneswar pada 14 Februari 2022.

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online
Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya