Marak Penipuan Robot Trading, Ternyata Ini Faktor Pendorong Kemunculannya

Faktor utama yang mendorong banyak bermunculan robot trading ini adalah rendahnya literasi finansial.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Mar 2022, 19:25 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 19:25 WIB
Trading Saham Lewat Broker Online
Ilustrasi Trading Saham Lewat Broker Online. Dok: entrepreneur.com

Liputan6.com, Jakarta - Kejahatan penipuan berkedok robot trading saat ini banyak menarik perhatian setelah beberapa pelakunya berhasil ditangkap oleh pihak berwajib. 

Terkuaknya kasus mengenai penipuan robot trading lantas menimbulkan tanya mengenai apa faktor pendorong atau penyebab kenapa robot trading ini banyak bermunculan dan memakan korban. 

Pengamat sekaligus trader, Desmond Wira menjelaskan faktor utama yang mendorong banyak bermunculan robot trading ini adalah rendahnya literasi finansial masyarakat Indonesia.

"Faktor pertama adalah literasi finansial masyarakat yang rendah. Kebanyakan masyarakat awam tidak bisa membedakan mana investasi yang legal dan yang bodong," kata Desmond kepada Liputan6.com, Rabu (23/3/2022). 

Dengan memanfaatkan literasi finansial masyarakat yang rendah, pelaku sangat mudah menghasut calon korban untuk bergabung hingga menyetorkan uang dengan dalih investasi berkedok robot trading. 

"Selain itu masyarakat juga menginginkan profit besar tanpa kerja keras. Penawaran robot trading bodong ini memang menggiurkan karena profit yang ditawarkan sangat besar, tapi tanpa perlu usaha keras,” ujar Desmond. 

Desmond menuturkan, robot trading abal-abal menawarkan kemudahan, di mana slogannya D4 (Duduk Diam Dapat Duit) mengincar orang awam yang malas belajar tapi mau jadi kaya secara instan.

Selain itu, Desmond mengungkapkan situasi pandemi juga turut andil menjadi faktor pendorong banyaknya bermunculan robot trading. 

"Hal ini diperparah dengan adanya situasi pandemi yang menyebabkan ekonomi menjadi lebih sulit. Hal ini dimanfaatkan oleh oknum yang menawarkan investasi bodong robot trading,” ungkap Desmond. 

"Masyarakat mengira ini adalah solusi, ditambah dengan marketing model MLM serta flexing upline leadernya yang gencar menyebabkan banyak masyarakat tertarik. Robot trading abal-abal yang sebenarnya money game, saat meletus, tentu saja memakan banyak korban, karena korbannya sudah sangat banyak," lanjut Desmond. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Agar Tidak Terjebak Penipuan Robot Trading

Adapun Desmond juga menjelaskan cara agar masyarakat atau calon investor tidak terjebak oleh penipuan robot trading. Menurut Desmond, masyarakat jangan mudah tergiur pada tawaran yang memberikan janji atau iming-iming keuntungan besar. 

Robot trading yang beneran biasanya membutuhkan skill khusus, terutama untuk setting parameternya, misalnya berapa lot yang dipakai, dan sebagainya. Robot trading juga harus ditempatkan di server khusus yand disebut VPS (Virtual Private Server) supaya robot bisa berjalan 24 jam. 

Masyarakat awam tentunya sulit menggunakan robot trading yang asli seperti ini. Penggunaan VPS juga harus membayar atau bisa gratis di broker tertentu asal deposit dana cukup besar. Robot trading yang asli juga bervariasi, ada yang bagus dan ada yang jelek, tergantung kualitas programmingnya. 

"Jadi menurut saya, jika tidak berpengalaman menggunakan robot trading, agak sulit bagi masyarakat awam," tutur Desmond.

"Orang yang mau trading forex, baik menggunakan robot atau trading manual juga harus memilih broker yang bonafit. Asal memilih broker forex, ujung-ujungnya bisa scam, uang lenyap," pungkas Desmond.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya