6 Fakta Menarik Kabupaten Tambrauw, Lokasi Habitat Penyu Belimbing Terbesar di Dunia

Kabupaten Tambrauw memiliki zona pariwisata yang dibagi menjadi dua, Blue Wonder dan Green Wonder.

oleh Henry diperbarui 25 Apr 2022, 07:04 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 07:04 WIB
Butik Sontiri Tambrauw
Kawasan Wisata Konservasi Tambrauw. Foto: Kementerian Pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Tambrauw adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Pusat pemerintahan atau ibu kota berada di Fef. Pada 2010, kabupaten ini memiliki jumlah penduduk paling sedikit di Indonesia, yakni hanya berjumlah 6.144 jiwa. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021, penambahan jumlah penduduk yang teregistrasi cukup signifikan, yakni 28.379 jiwa.

Kabupaten Tambrauw berada di tengah-tengah antara Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong, di Papua Barat. Kabupaten Tambrauw merupakan Kabupaten baru yang terletak di bagian wilayah kepala burung Pulau Papua. Posisi geografis Tambrauw sangat strategis karena berada pada lintas pergerakan Barat – Timur Pulau Papua dan perairan laut yang berbatasan merupakan jalur transportasi internasional.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Tambrauw. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Tambrauw yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Kaum Pembuat Sagu

Di Kabupaten Tambrauw,ada Distrik Werur yang menjadi tempat pembuatan sagu tradisional. Lokasinya dari Distrik Bikar dapat ditempuh dalam waktu 30 menit berjalan kaki.  Di tempat itu, terlihat aktivitas warga yang sedang mengolah sagu dari bahan baku pembuatan sagu yakni pohon rumbia.

Untuk sagu yang sudah matang, sajian berupa bubuk sagu yang dimasukkan ke bilah-bilah bambu. Sagu itu dibalut dalam sayuran yang disebut sayur gedi yang rasanya seperti daun pepaya. Gedi dimasak dengan sagu tanpa bumbu apapun. Rasanya tawar, tapi tetap terasa segar. Umumnya gedi dan sagu disantap bersama singkong atau kasbi dan ayam hutan yang direbus dalam bilah kayu.

Menyantap sagu di alam Papua Barat membuat siapa saja terhanyut. Sagu dan alam Papua Barat terasa menyatu, membuat orang yang merasakan pengalaman ini kembali bersyukur atas perpaduan antara kecantikan alam dan kekayaan kuliner Tambrauw.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Pantai Penyu

6 Hewan Purba yang Masih Hidup di Indonesia
Penyu belimbing (Dermochelys Coriacea) disebut telah mendiami Bumi semenjak 100 juta tahun silam. Salah satu tempat bertelurnya ada kawasan pantai Tambrauw, Papua Barat. (www.worldwildlife.org)

Tambrauw memiliki pantai khusus tempat pengamatan penyu belimbing atau Dermochelys coriacea bertelur, yakni Pantai Jamursba Medi. Pantai ini berlokasi di Distrik Abun dengan panjang garis pantai mencapai 18 kilometer. Lewat jalur laut dari Pelabuhan Sausapor di Distrik Sausapor, Jamursba Medi bisa ditempuh dalam waktu dua jam menggunakan speed boat.

Pantai ini pernah diulas dalam film dokumenter berjudul 'Journey to the South Pacific' gubahan MacGillivary Freeman dan IMAX Entertainment. Konon, Jamursba Medi menjadi habitat penyu belimbing bertelur terbesar di dunia. Penyu ini melakukan migrasi dari California, Amerika Serikat dan melakukan perjalanan selama lebih-kurang enam bulan untuk sampai di perairan Tambrauw melewati Samudra Pasifik.

Pantai yang memiliki panorama indah dengan hamparan pasir putih ini tak hanya dikenal para wisatawan, tapi juga para ilmuwan yang meneliti penyu belimbing.

3. Zona Pariwisata

War Aremi Tambrauw
War Aremi Tambrauw. Foto: Kementerian Pariwisata.

Kabupaten Tambrauw memiliki potensi pariwisata yang besar. Zona pariwisata ini dibagi menjadi dua, Blue Wonder dan Green Wonder. Blue Wonder merupakan potensi pariwisata yang berada di sekitar pesisir pantai meliputi peninggalan tank perang dunia kedua, habitat burung cendrawasih, pulau dua, serta pantai Jeen Womom.

Sementara itu, Green Wonder merupakan potensi pariwisata di sekitar pegunungan yang meliputi Bukit Sontiri dengan fenomena ribuan jaring laba-laba di pagi hari, mata air panas War Aremi, pemandangan matahari terbit di distrik Miyah, panorama air terjun Anenderat, serta pengamatan Cendrawasih dan satwa lainnya.

Dengan kekayaan flora dan fauna tersebut, Tambrauw kini dijadikan sebagai kabupaten konservasi. Sekitar 80 persen wilayah Tambrauw adalah hutan dengan fungsi lindung dan konservasi. Namun, saat ini Pemda sedang melakukan sinkronisasi dengan pemerintah pusat mengenai penyediaan ruang untuk pengembangan pariwisata.

4. Tradisi Barapen

Memasak dengan barapen atau bakar batu di Papua.
Ritual barapen atau memasak dengan bakar batu, menjadi salah satu cara untuk menghentikan konflik di Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Barapen merupakan tradisi paling kuno yang ada pada masyarakat Tambrauw. Dalam tradisi itu, warga akan memasak dengan cara membakar secara besar-besaran, dan ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur dan persaudaraan.

Biasanya, bahan makanan yang digunakan yakni dagung, sayuran, dan beberapa jenis umbi. Meski tidak umum, makanan yang dimasak dengan cara barapen tetap terasa lezat. Menariknya, lemak daging yang dibakar bersama makanan lain itu pun hilang. Karena, lemaknya terserap ke dalam sayuran.

Tradisi Barapen mengajarkan bagaimana cara menciptakan dan menguatkan kebersamaan antar sesama manusia di suatu daerah atau suku. Dalam pelaksanaan Barapen, seluruh warga yang terlibat melaksanakan seluruh persiapan, proses, hingga upacara makan secara bersama.

Barapen biasanya juga dilakukan dalam rangka merayakan sanak saudara yang kembali pulang setelah lama merantau dan sebagai tradisi saat diadakannya upacara kematian.

5. Burung Surga

Menengok Burung Surga Cenderawasih di Pedalaman Tambrauw Papua
Banyak syarat yang harus diikuti agar bisa menyaksikan keindahan si burung surga, cenderawasih, langsung di sarangnya, di pedalaman Tambrauw, Papua Barat. (dok. Kementerian Pariwisata/Dinny Mutiah)

Burung cenderawasih sering disebut juga burung surga sebutannya. Menyaksikannya langsung merupakan suatu anugerah. Namun, perjalanan menuju sarang burung cantik di pedalaman Tambrauw itu tak mudah. Perjalanan berlanjut lewat darat yang harus melalui belokan tajam dan jalan bebatuan.

Dibutuhkan fisik dan kendaraan yang prima untuk bisa menembus belantara hutan Papua Barat yang masih cukup lebat. Jauh di dalam rimbunan pepohonan dan medan tanah yang cukup rumit dilewati sekitar kurang lebih 40 menit dari tepi hutan, tepatnya berada di titik pengamatan Hutan Nonggou, Distrik Sausapor.  Harga tiket untuk melihat Cenderawasih di alam adalah Rp 150 ribu per orang. Sementara, jasa guide lokal Rp 150 ribu per empat orang.

Berbeda dengan Sausapor, jika wisatawan berkunjung ke Hutan Vicirie di Miyah, lokasi persembunyian untuk melihat cenderawasih ditempuh dengan waktu yang lebih singkat. Jarak tempuh dari tempat parkir mobil ke lokasi persembunyian hanya 100 meter dengan jalan yang cenderung landai. Untuk harga tiket, sama dengan harga tiket di Distrik Sausapor.

Baik di Miyah maupun Sausapor, ada aturan tidak tertulis bagi wisatawan yang mau melihat langsung keindahan burung cenderawasih. Sebaiknya wisatawan datang pada waktu pagi buta, pada saat itu kemungkinan untuk melihat burung lebih banyak. Selain itu, wisatawan harus menjaga ketenangan karena suara bising dan ribut bisa menganggu ketenangan burung sehingga enggan datang. Berpakaian gelap serta tidak memakai wewangian merupakan syarat berikutnya.

6. Kuliner khas Tambrauw

Abon Gulung khas Manokwari, Papua Barat
Abon Gulung khas Tambrauw, Papua Barat

Ada berbagai makanan khas Tambrauw. Salah satunya adalah Abon Gulung. Makanan ini berupa roti gulung dan diberi isi daging. Makanan ini memiliki tekstur berserat dan gurih yang berasal dari abon dipadukan dengan manis dan lembutnya roti gulung. Abon Gulung juga bisa diberi varian lain, seperti ayam, ikan tuna, dan yang paling sederhana adalah perpaduan sosis, kacang dan cokelat .

Lalu ada Kue Susu yang dijadikan salah satu hidangan buka puasa oleh masyarakat di Tambrauw, Hal itu karena kue susu memiliki tekstur lembut dan rasa yang manis. Sebagian kecil masyarakat Kabupaten Tambrauw menganut agama Islam. Mereka umumnya perantau dari Sulawesi Selatan.

Ada juga Kue Pia. Kue ini biasanya terbuat dari campuran gula merah, tepung, dan kacang hijau. Bedanya, ada campuran minyak kelapa pada adonan yang membuatnya lebih renyah. Pia khas Tambrauw pun rasanya tak semanis pia pada umumnya, karena memiliki dominan rasa gurih. Sementara cara memasaknya ialah dibakar.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya