Mengompos Jenazah Manusia Akan Dilegalkan di California Amerika Serikat

Selain diklaim lebih ramah lingkungan, mengompos jenazah manusia tercatat lebih murah dari biaya pemakaman konvensional.

oleh Asnida Riani diperbarui 23 Sep 2022, 09:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi kompos. (dok. pexels/Lara Jameson)

Liputan6.com, Jakarta - Keinginan Warga California, Amerika Serikat (AS) untuk menghormati Bumi bahkan setelah kematian akan segera terwujud. Pasalnya, mereka nantinya bisa dengan suka rela memilih agar jenazah mereka dikomposkan di Golden State.

Melansir New York Post, Gubernur California, Gavin Newsom, menandatangani undang-undang, Minggu, 18 September 2022, yang akan memungkinkan pengomposan jenazah manusia, atau pengurangan organik alami (NOR), di negara bagian itu mulai 2027. Majelis Bill 351, diperkenalkan Anggota Majelis Cristina Garcia, membingkai dekomposisi organik sisa-sisa jasad manusia ke dalam tanah sebagai alternatif ramah lingkungan untuk metode penguburan tradisional.

"Dengan perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut sebagai ancaman yang sangat nyata bagi lingkungan kita," kata Garcia dalam sebuah pernyataan, Juni lalu, "(NOR) adalah metode alternatif disposisi akhir yang tidak akan menyumbangkan emisi ke atmosfer kita."

NOR melibatkan menempatkan jenazah dalam kotak baja 2,4 meter dikelilingi bahan biodegradable, seperti serpihan kayu. Kotak itu diangin-anginkan untuk memungkinkan mikroba dan bakteri tumbuh. Sisa-sisanya kemudian terurai jadi tanah dalam waktu sekitar 30 hingga 60 hari.

Tanah yang dikomposkan jenazah manusia akan dikembalikan ke keluarga almarhum, atau disumbangkan ke lahan konservasi. NOR lebih hemat energi dibandingkan kremasi, yang menggunakan bahan bakar fosil dan mengeluarkan karbon monoksida.

Menurut National Geographic, kremasi di AS mengeluarkan sekitar 360 ribu metrik ton karbon dioksida setiap tahun. Pengomposan juga merupakan alternatif lebih ekonomis daripada layanan pemakaman tradisional. 

Lebih Hemat

Ilustrasi akar tanaman, pohon
Ilustrasi akar tanaman, pohon. (Photo by おにぎり on Unsplash)

Sebuah studi tahun 2021 oleh Asosiasi Direktur Pemakaman Nasional melaporkan bahwa biaya pemakaman rata-rata menghabiskan 7.848 dolar AS (sekitar Rp117,8 juta). Menurut US Funerals Online, NOR lebih murah, antara empat ribu dolar AS (sekitar Rp60 juta) dan 5.500 dolar AS (sekitar Rp82,6 juta).

California adalah negara bagian kelima di AS yang melegalkan pengomposan jenazah manusia. Praktik ini sudah legal di Washington, Colorado, Vermont, dan Oregon. Di garis depan gerakan NOR adalah Katrina Spade, pendiri Recompose, rumah duka berbasis di Washington yang mengkhususkan diri dalam pengomposan jasad manusia.

"Tidak mudah untuk memikirkan pilihan setelah kematian," kata Spade dalam sebuah pernyataan. "Reduksi organik alami aman, berkelanjutan, dan dilakukan oleh alam. Proses ini akan memberi warga California pilihan yang menawarkan penghematan signifikan dalam emisi karbon dan penggunaan lahan dibandingkan penguburan atau kremasi konvensional."

Micah Truman, CEO Return Home, rumah duka NOR lainnya di Washington, setuju dengan penilaian Spade. "Dengan kremasi, alih-alih duduk dan mengucapkan selamat tinggal, kami sangat terpisah dari prosesnya," katanya pada Guardian.

Kubu Kontra

Arti Mimpi Melihat Jenazah yang Mengisyaratkan Datangnya Masalah
Ilustrasi pengomposan jenazah manusia. Credit: pexels.com/Pavel

Permintaan untuk NOR meningkat, tambah Truman. Pihaknya mencatat, keluarga dari 12 negara bagian lain di mana praktik tersebut tidak legal telah melakukan perjalanan demi "perawatan kematian yang lembut, inklusif, dan transparan."

Ketika proses pengomposan selesai, Truman menjelaskan, aturannya identik dengan sisa-sisa kremasi. Beberapa keluarga menanam pohon atau bunga, atau menaburkan tanah di lautan. Sementara pernah ada seorang petani yang secara khusus meminta tanah ditaruh kembali di lahan yang dicintainya.

Namun, tidak semua orang senang bahwa pengomposan jenazah manusia jadi lebih populer. Konferensi Katolik California mengajukan sebuah surat pada Juni 2022 yang menentang AB 351. Mereka mengatakan bahwa itu "mengurangi nilai tubuh manusia untuk jadi sekadar komoditas sekali pakai."

Kathleen Domingo, direktur eksekutif Konferensi Katolik California, mencatat bahwa proses NOR berasal dari metode yang awalnya dikembangkan untuk ternak. "Metode pembuangan ini digunakan untuk mengurangi kemungkinan penyakit yang ditularkan oleh bangkai," ia menuturkan.

Metode Lainnya

Ilustrasi
Ilustrasi pengomposan jenazah manusia. (dok. pexels.com/BaslerMax)

Lebih lanjut Domingo berkata, "Menggunakan metode yang sama untuk 'transformasi' sisa-sisa manusia dapat menciptakan jarak spiritual, emosional, dan psikologis yang tidak menguntungkan dari almarhum."

Garcia, bagaimanapun, tetap tidak terpengaruh dan tertarik memilih NOR ketika ia meninggal. "Saya berharap bisa melanjutkan warisan saya memperjuangkan udara bersih menggunakan sisa-sisa jasad saya untuk menanam pohon," katanya.

Setelah tanda tangan Newsom menyetujui praktik tersebut di California, NOR juga menunggu legalisasi di New York. Dipelopori oeh Anggota Majelis Amy Paulin (D-Westchester), RUU Majelis A382 menunggu tinjauan oleh Gubernur New York, Kathy Hochul.

Sebelumnya, kremasi air atau aquamation juga sudah diperkenalkan di AS. Itu merupakan cara melarutkan tubuh dalam air yang tercatat telah legal di setidaknya 18 negara bagian.

Hidrolisis alkali "memiliki sekitar sepersepuluh dari jejak karbon kremasi konvensional," kata Nora Menkin, direktur eksekutif Asosiasi Memorial yang berbasis di Seattle. "Meskipun prosesnya membutuhkan waktu yang sama, tidak perlu terlalu panas, dan air yang melakukan sebagian besar pekerjaan."

Infografis Tanaman Sayuran yang Cocok Ditanam di Lahan Sempit
Infografis Tanaman Sayuran yang Cocok Ditanam di Lahan Sempit. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya