Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan Cina percaya bahwa cara mengurangi konsumsi makanan, dan akhirnya akan menurunkan berat badan, adalah tentang seni menata isi piring Anda. Studi yang diterbitkan Senin, 20 Februari 2023, menemukan, memotong makanan jadi potongan-potongan kecil dan menyebarnya di piring sebenarnya dapat menipu otak Anda untuk berpikir bahwa Anda makan lebih banyak.
Melansir New York Post, Selasa, 21 Februari 2023, penelitian sebelumnya mencatat bahwa memotong makanan dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, para ahli dari Universitas Normal Shaanxi di Xi'an mengklaim bahwa mengatur potongan-potongan kecil itu di piring dengan celah di antaranya dapat membantu "individu membuat keputusan ukuran porsi makan yang lebih rasional."
Advertisement
Baca Juga
Menurut penelitian yang akan diterbitkan dalam jurnal Food Quality and Preference edisi April 2023, kebanyakan makanan orang ditentukan oleh ukuran porsi daripada seberapa kenyang yang mereka rasakan. Para ahli menyurvei 34 peserta dan membuat mereka melihat 60 gambar cokelat batangan, mulai dari 60 hingga 200 gram, dan dipotong-potong.
Peserta diperlihatkan beberapa foto cokelat batangan 100 gram, masing-masing menampilkan permen yang terbagi antara sembilan hingga 16 potong. Gambar yang berbeda menunjukkan potongan-potongan cokelat berkumpul di piring, sementara yang lain tersebar terpisah dengan ruang di antaranya.
Meski semua cokelat memiliki jumlah yang sama, studi menemukan bahwa peserta menganggap 16 potong cokelat adalah porsi yang lebih besar daripada sampel sembilan potong. Tim juga menemukan bahwa para peserta menganggap ada lebih banyak cokelat ketika potongan-potongan itu dibentangkan, meski beratnya persis sama.
"Ukuran porsi yang lebih menyeluruh dirasakan saat unit dipisahkan daripada dikumpulkan," kata para peneliti.
Cegah Kematian Dini
Mereka menorehkan anggapan bahwa menyebarkan makanan di atas piring dapat dianggap lebih berkat ruang di piring. Para peneliti menyimpulkan bahwa memotong makanan jadi potongan-potongan kecil dan menyebarkan potongan-potongan itu di atas piring membuat manusia lebih mudah menghindari makan berlebihan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) 41,9 persen populasi orang dewasa di AS mengalami obesitas. Kondisi terkait obesitas termasuk penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker, yang merupakan penyebab utama kematian dini yang dapat dicegah.
Menurut studi, risiko kematian dini dapat dikurangi hingga 20 persen hanya dengan mengonsumsi lebih banyak makanan dari empat pola makan sehat. Melansir CNN, 16 Januari 2022, studi dari Jurnal Jama Internal Medicine menunjukkan bahwa ada lebih dari satu cara untuk makan yang baik dan mendapatkan manfaat kesehatan yang menyertainya.
Dr. David Katz, seorang spesialis pengobatan gaya hidup yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menyebut bahwa salah satu pola makan sehat yang digemari beberapa orang adalah lebih banyak mengonsumsi biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Menurut penelitian, pola makan yang satu ini juga dapat menekan risiko meninggal karena kanker, penyakit kardiovaskular, dan penyakit pernapasan dan neurodegeneratif.
Advertisement
Ragam Pola Makan Sehat
Menurut Dr. Frank Hu, profesor nutrisi dan epidemologi, orang sering kali bosan dengan satu cara pola makan. Hal ini jadi kabar baik karena para peneliti memiliki banyak fleksibilitas dalam hal menciptakan pola makan sehat yang dapat disesuaikan dengan preferensi makanan, kondisi kesehatan, dan budaya individu.
"Misalnya, jika Anda sedang melakukan diet Mediterania dan setelah beberapa bulan Anda ingin mencoba sesuatu yang berbeda, Anda dapat beralih ke diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) atau Anda dapat beralih ke diet semi-vegetarian," katanya.
Sebagai ketua departemen nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health, ia juga menyebutkan opsi lain, yaitu mengikuti program diet Amerika Serikat. "Atau, Anda dapat mengikuti pedoman diet AS dan membuat piring makan sehat Anda sendiri."
Demi menguji keakuratan, Hu dan timnya menggunakan pendekatan eksperimental dengan mengikuti kebiasaan makan 75 ribu wanita dalam Studi Kesehatan Perawat dan lebih dari 44 ribu pria dalam Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan. Setiap individu yang jadi responden diminta mengisi kuesioner seputar makan setiap empat tahun.
Gaya Makan Sehat
Hu dan timnya menilai seberapa dekat peserta mengikuti empat gaya makan sehat yang selaras dengan pedoman diet AS saat ini. Salah satunya adalah diet Mediterania, yang menekankan untuk selalu makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun dalam jumlah tinggi, kata Hu.
"Pola diet ini menekankan pada lemak sehat, terutama lemak tidak jenuh, selain makanan nabati dan alkohol moderat," ia mengatakan.Â
Berikutnya, ada pola makan nabati yang sehat. Pada pola makan ini berfokus pada makanan yang mengandung lebih banyak produk nabati yang bernutrisi karena produk olahan kentang pun dinilainya tidak sehat meski sepenuhnya nabati. "Itu bahkan menghambat pilihan yang relatif sehat, seperti ikan atau beberapa produk susu," kata Hu.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kelompok vegetarian mungkin akan berada di bagian atas skor diet. "Orang yang makan lebih banyak produk hewani atau makanan karbohidrat olahan akan berada di ujung bawah skor ini," katanya.
Berdasarkan indeks makan sehat, Hu mengatakan, pihaknya dapat melihat apakah orang itu sudah mengikuti pedoman nutrisi dasar Amerika Serikat yang menekankan makanan nabati yang sehat, tidak menyukai daging merah dan olahan, serta mencegah makan tambahan gula, lemak tidak sehat, dan alkohol.
Advertisement