Liputan6.com, Jakarta - Sebuah restoran Vietnam ketahuan membunuh sekitar 300 kucing per bulan untuk membuat resep sup spesial mereka. Namun pada bulan ini, Pham Quoc Doanh memutuskan menurunkan papan iklan daging kucing yang dipasang di restoran Gia Bao miliknya.
Restoran di kawasan Thinh Dan, Thai Nguyen itu sebelumnya diprotes sejumlah aktivis karena dianggap tidak berperikehewanan setelah menyembelih kucing yang jadi salah satu binatang peliharaan favorit. Daging kucing merupakan hidangan yang relatif populer di Vietnam
Mengutip NY Post, Rabu (27/12/2023), Doanh mengaku tidak pernah berniat menjual daging kucing. Ia terpaksa menjual daging yang dikenal dengan sebutan thit meo itu karena harus menafkahi keluarganya.
Advertisement
"Sebelum menjual daging kucing di restoran ini saya menyajikan makanan dan minuman normal lainnya. Namun, penghasilannya tidak cukup untuk menutupi biaya hidup keluarga saya," jelas ayah dua anak itu pada Metro.
"Saat itulah saya mencoba menjual daging kucing karena tidak ada restoran lain yang menyajikan daging kucing di daerah ini," katanya.
Setelah keputusan itu dibuat, Humane Society International (HSI) menyatakan 20 kucing dan anak kucing yang akan ditenggelamkan berhasil diselamatkan. Mereka selanjutnya akan diadopsi secara lokal.
Sekitar satu juta kucing, kebanyakan adalah hewan peliharaan yang diculik dan hewan liar, dibunuh untuk didapatkan dagingnya setiap tahun di Vietnam, menurut HSI. Hasil survei menunjukkan 87 persen warga di Vietnam kehilangan kucing peliharaan mereka secara misterius, atau mengenal orang yang kehilangan peliharaan mereka.
Kucing-Kucing Ditenggelamkan Sebelum Disembelih
Doanh mengungkap bahwa ia menenggelamkan kucing-kucing itu dengan cara menahannya menggunakan tongkat di dalam ember berisi air. "Saya merasa kasihan pada mereka ketika saya melihat mereka menderita saat disembelih. Itu semua soal uang karena saya harus mencari uang untuk seluruh keluarga saya," akunya.
Doanh lalu menghubungi HSI. Lembaga itu kemudian memberinya hibah yang menjadi bagian dari program Models for Change sebagai kompensasi dari menutup restorannya. Doanh berencana membuka toko kelontong bermodal hibah itu.
"Saya merasakan keinginan yang tulus untuk meninggalkan bisnis daging kucing yang kejam dan beralih ke bisnis lain sesegera mungkin. Ketika saya memikirkan ribuan kucing yang telah saya potong dan sajikan di sini selama bertahun-tahun, sungguh menyedihkan," kata Doanh dalam keterangan resmi HSI.
Ia menyadari bahwa banyak kucing yang disembelih bisa jadi kucing peliharaan seseorang karena kasus pencurian kucing sangat umum terjadi di Vietnam. Ia mengaku menyesal karenanya dan kini berharap bisa meninggalkan perdagangan daging kucing dan memulai hidup baru dengan dipandu HSI.
"Tetap melayani komunitas lokal, namun tidak lagi menjadi bagian dari perdagangan brutal dan penuh kejahatan ini," lanjutnya. "Saya ingin melihat adanya larangan terhadap perdagangan daging anjing dan kucing di Vietnam."
Advertisement
Mitos Makan Daging Kucing
"Saya akan memasok banyak produk seperti minuman, tembakau, permen, makanan kering seperti mi instan, dan sebagai gantinya, saya mencari nafkah untuk keluarga saya," katanya lagi.
HSI menjelaskan kucing-kucing yang diselamatkan kemudian dibawa ke tempat penampungan yang dirancang khusus di Universitas Pertanian dan Kehutanan Thai Nguyen untuk divaksinasi rabies sebelum diadopsi.
"Kami sangat senang bisa menutup bisnis perdagangan daging kucing pertama kami di Vietnam, dan berharap ini akan menjadi yang pertama karena semakin banyak orang seperti Pak Doanh yang meninggalkan perdagangan kejam ini," kata Quang Nguyen, manajer program pemberdayaan dan pendampingan hewan HSI Vietnam.
"Meskipun sebagian besar masyarakat Vietnam tidak makan daging kucing, masih ada kepercayaan bahwa konsumsi daging kucing dapat menyembuhkan kesialan, dan skala penderitaannya sangat mencengangkan. 20 kucing dan anak kucing yang beruntung ini telah lolos dari nasib buruk dan akan mendapatkan rumah yang penuh kasih sayang, namun pekerjaan kami terus berlanjut untuk melihat larangan nasional terhadap perdagangan daging kucing yang membawa penderitaan dan kesusahan bagi banyak orang," sambung dia.
Kasus Daging Anjing di Korea Selatan
Beda Vietnam, beda dengan Korea Selatan. Negeri Ginseng saat ini menghadapi polemik daging anjing. Rencana pemerintah untuk mengeluarkan larangan penjualan daging anjing dalam bentuk Undang-Undang mendapat tentangan keras dari para produsen.
Kelompok yang memayungi pelaku industri daging anjing di Korea Selatan, Daehan Yukgyeon Hyephoi (Federasi Daging Anjing), mengancam akan berdemo dan menggelar protes pada 30 November 2023. Dilansir dari Koreaboo, 28 November 2023, mereka bahkan berencana melepaskan dua juta ekor anjing di jalanan, termasuk di sekitar kantor Presiden Yoon Suk Yeol di kawasan Yongsan.
Keputusan kelompok tersebut menggelar protes di depan Monumen Perang Korea di Yongsan, tepat di depan kantor presiden Korea Selatan, memperkuat tekad mereka. Bukan hanya di Yongsan, mereka bahkan mengancam akan melepaskan anjing-anjing tersebut di depan rumah Menteri Pertanian Chung Hwang-keun di Provinsi Chungcheong Selatan.
"Tiap peserta akan hadir dengan setidaknya seekor anjing saat unjuk rasa nanti. Apakah anjing-anjing tersebut akan dilepaskan atau tidak, itu akan menjadi keputusan masing-masing peserta," kata Federasi Daging Anjing.
Advertisement