Liputan6.com, Jakarta - Biaya pendidikan saat ini menjadi salah satu tanggungan orangtua yang cukup berat. Perlu jutaan hingga ratusan juta untuk masuk SD di Indonesia.
Nyatanya hal itu tak berlaku di Jepang, termasuk untuk anak-anak warga asing. Pemerintah negeri matahari terbit itu bakal menanggung biaya sekolah anak sampai lulus SMP. Hal tersebut diceritakan oleh diaspora yang bekerja dan tinggal di Jepang.
Baca Juga
"Dikirimi surat dari pemerintah Jepang, menyatakan kalau biaya TK anakku gratis ditanggung sampai lulus," ungkap wanita yang sedang bekerja di Jepang itu melalui akun @suci_amanda_, yang diunggah di TikTok pada Minggu, 31 Desember 2023.
Advertisement
Menurutnya, biaya rata-rata sekolah TK di Jepang mulai dari 165 ribu yen atau setara Rp16-40 juta per tahun. "Fasilitasnya juga nggak main-main, sebagai orang Indonesia hal begini jadi susah dijabarkan. Terasa terlalu dibaikin oleh negara orang," curhatnya.
Selain gratis biaya sekolah, anaknya juga diberi tunjangan Rp1--1,5 juta per bulan sejak datang sampai sekarang. Di Jepang, sekolah TK sampai SMP gratis. Bahkan baru-baru ini, SMA di Tokyo juga ada yang digratiskan untuk keluarga dengan anak minimal tiga.
Begitu juga dengan daycare untuk keluarga berpenghasilan UMR. "Kadang kepikiran nasib anak-anak kurang mampu di negara sendiri, terbayang kalau mereka lahir di negara maju pastilah mereka bisa menikmati pendidikan, tunjangan anak tanpa potong sana-sini," jelasnya lagi.Â
Tanggapan Warganet
Ia mengatakan, di Jepang anak kurang mampu tetap bisa mendapat pendidikan yang baik dan sekolah di tempat yang sama dengan orang kaya, sehingga nanti pun bisa hidup mandiri. Hal itu juga membuat generasi yang selanjutnya bisa hidup lebih baik dibanding orangtuanya.
"Ternyata pengaruh fasilitas publik yang baik dan rata serta pemerintah yang bagus bisa sejauh ini, semoga suatu hari nanti anak di negara yang belum maju dapat merasakan apa yang anak ku rasakan di negara asing ini," harapnya di akhir video.
Video yang disukai oleh lebih dari 46 ribu pengguna TikTok itu pun menuai beragam reaksi. Warganet pun memenuhi kolom komentar.
"Coba ada transmigrasi ke Jepang , gua mau banget apalagi dikasih kerja sama sekolah gratis," tulis warganet.
"Di Indonesia SD sampai SMA negeri juga gratis kan, Cerita dari adekku yang kerja di Jepang pajaknya subhanallah, wajar kalau fasilitasnya bagus-bagus," ungkap yang lain.
"Kemarin di Jepang dikit kelahiran.. makanya sanggup ngesubsidi segalanya untuk anak," balas warganet.
Advertisement
Sistem Pendidikan di Jepang Jadi Kiblat
Mengutip dari kanal Hot Liputan6.com, Kamis (4/1/2024), Jepang adalah salah satu negara yang mempunyai banyak keunikan. Jepang adalah salah satu negara yang menjadi impian untuk banyak orang untuk dikunjungi. Keunikan dan kebudayaannya yang masih kental membuat tak sedikit orang penasaran dengan Negeri Sakura ini.
Kebiasaan-kebiasaan unik masyarakat Jepang bahkan menarik untuk ditelaah, apalagi tentang sistem pendidikannya yang di mana siswa sudah dibiasakan mandiri sejak dini. Sistem pendidikan Jepang merupakan salah satu sistem yang kerap dijadikan kiblat di beberapa negara.
Pendidikan sangat penting untuk pengembangan masyarakat di sebuah negara. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus mengupayakan sistem pendidikan terbaik untuk masyarakatnya yang harus disesuaikan dengan masyarakat.
Walaupun Jepang memungkinkan dijadikan contoh, menerapkan sistem pendidikan Jepang di negara lain tidaknya mudah. Pasalnya, kebiasaan dan tabiat masyarakatnya juga sudah berbeda. Penerapan secara umum terlalu sulit, namun jika seorang individu ingin mencoba menerapkan untuk dirinya sendiri masih memungkinkan.
Â
Angka Kelahiran Bayi di Jepang Rendah
Jepang menggratiskan biaya pendidikan lantaran berbagai alasan. Salah satunya angka kelahiran yang rendah. Mengutip kanal Global Liputan6.com, angka kelahiran bayi di Jepang pada 2022 mencatat angka terendah sejak 1899 saat statistik kelahiran pertama dibuat di negara tersebut. Angka kelahiran yang menurun drastis ini terjadi sejak tujuh tahun terakhir.
Dilaporkan Kyodo, pada akhir 2022 angka kelahiran pada 2020 tercatat 811 ribu. Kementerian kesehatan di Jepang menyorot pandemi COVID-19 sebagai faktor yang membuat wanita menunda kehamilan. Penundaan itu terkait masalah ekonomi dan kesehatan. Apabila tren kelahiran tidak meningkat, kelahiran di Jepang bisa menurun hingga 770 ribu.
Angka kelahiran yang menurun ini juga lebih cepat dari yang pemerintah perkirakan. National Institute of Population and Social Security Research memprediksi pada 2017 bahwa kelahiran adalah sekitar 860 ribu di Jepang dan baru akan turun di bawah 800 ribu pada 2030 mendatang.
Advertisement