10 Brand Lokal Berbenah untuk Naik Kelas Melalui Kinovation 2024

Dari total 198 pendaftar, 10 brand lokal dipilih untuk ikut program Kinovation Batch 3 yang merupakan inisiasi Kino Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 23 Agu 2024, 11:05 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2024, 11:00 WIB
Kinovation
Jumpa pers "Kinovation" inisiasi Kino Indonesia di Senyawa+, Cikini, Jakarta Pusat, 22 Agustus 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan semangat mendorong kemajuan brand lokal, Kinovation, yang merupakan inisiasi Kino Indonesia, mengumumkan 10 jenama terpilih untuk mengikuti batch tiga program mereka. Merek-merek ini berasal dari berbagai macam kategori, dari kecantikan sampai makanan.

Dimulai dua tahun lalu, Kinovation merupakan program mentoring dan pelatihan bagi jenama-jenama lokal terpilih yang memiliki konsep produk inovatif dan unik. Rangkaiannya diharapkan dapat membantu pemilik merek berinovasi dan mengembangkan bisnis mereka. 

Presiden Direktur Kino Indonesia Sidharta Prawira Oetama mengatakan saat jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Agustus 2024, "Inovasi itu bukan hal yang aneh dan asing di Kino Indonesia. Kami dari (bisnis masih berskala) kecil sampai sekarang (berbisnis sudah 25 tahun) juga karena inovasi."

"Saling mendukung merek-merek lokal tentu akan menciptakan kolaborasi yang baik untuk nantinya berkembang bersama dalam basis bisnis berkelanjutan," ia menyambung. "Kami sebagai pelaku industri FMCG ingin membangun eksosistem yang positif untuk semua stakeholder."

Tahun ini, ada 198 brand yang mendaftar Kinovation sebelum dikurasi jadi 10 besar. Kebanyakan berasal dari Jabodetabek, namun ada pula merek asal Surabaya dan Bali. Mereka adalah @alamme_nutrientfood, @arummi.foods, @crystalofthesea, @ezenail @lashboss.id, @nonawoman, @togeannaturale, @world.of.makescents, @vetpicurean.id, dan @yoriandco.

Para peserta terpilih mendapat sesi mentoring one-on-one dengan para ahli dari berbagai industri. Ini termasuk pengetahuan praktis dan teknis yang diperlukan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, peluncuran produk, serta pengembangan bisnis secara strategis. 

Pelatihan Intensif Melalui Kinovation

Kinovation
Sepuluh brand lokal terpilih jadi peserta "Kinovation" inisiasi Kino Indonesia dan Senyawa+ edisi ke-3. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Founder Senyawa+, yang merupakan salah satu mentor Kinovation, Yansen Kamto, menjelaskan bahwa saat pendaftaran masih dibuka, pihaknya sudah mengadakan acara pertemuan dengan sejumlah pendiri brand. "Jadi mereka tahu gambarannya akan seperti apa ikut program Kinovation," sebut dia di kesempatan yang sama.

Di tahap pendaftaran, para calon peserta dihadapkan pada 30 pertanyaan esai, yang menurut Yansen, bisa jadi refleksi rencana bisnis mereka. Setelah kurasi internal, rangkaian programnya dijanjikan memberi wawasan bagi para pemilik merek lokal dalam menghadapi berbagai tantangan di industri, baik lokal maupun global.

Ia berbagi, "Pelatihan intensif berlangsung selama satu bulan, dengan melibatkan berbagai sektor." Ini termasuk e-commerce, ritel, dan media digital, serta sesi mentoring dari para ahli dan alumni Kinovation batch sebelumnya.

"Dengan pembekalan yang esensial, kami turut mendukung ekosistem merek lokal dalam menciptakan inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar dia. Peserta batch pertama, menurut Yansen, sudah bagus, kemudian "lebih baik lagi" di batch kedua, sampai menemukan talenta-talenta lain di edisi terbaru.

Kata Peserta Kinovation Batch 3

Kinovation
Sepuluh brand lokal terpilih jadi peserta "Kinovation" inisiasi Kino Indonesia dan Senyawa+ edisi ke-3. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Yansen melanjutkan, "Mereka (peserta Kinovation batch tiga) sebenarnya sudah besar dan punya ide bisnis yang sangat menarik. Ini tidak hanya tentang menjalankan bisnis, namun juga bagaimana bisa berdampak pada komunitas."

Salah satu peserta Kinovation batch tiga, sekaligus Founder Togean Naturale, Sihkami Denting, bercerita bahwa ia mengetahui program tersebut dari seorang teman. "Akhirnya daftar, dan terima kasih sekali karena terpilih," ungkapnya. "Karena sebelumnya aku belum punya latar belakang bisnis atau founder (merek), jadi merasa perlu belajar dari para ahli."

Peserta lain, Danang Satria, yang merupakan Co-Founder ⁠⁠Alamme, berbagi bahwa awalnya, ia menyangka perubahan perjalanan dari seorang profesional jadi pebisnis akan mudah. Tapi, itu ternyata disebut seperti menyetir dalam jarak jauh tanpa bisa berbicara dengan kanan-kiri.

"Saya lihat di Instagram ada program Kinovation, saya tertarik dengan nama Kino, kenapa? Menurut saya, Kino adalah salah satu brand lokal yang bisa membangun citra yang baik di luar sana. Maka itu, saya ingin belajar, terutama dari mentor-mentor yang luar biasa," bebernya.

Relevan dengan Industri Masa Kini

Kinovation
Sepuluh brand lokal terpilih jadi peserta "Kinovation" inisiasi Kino Indonesia dan Senyawa+ edisi ke-3. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Sihkami mengatakan, semua materi yang disampaikan di program Kinovation "sangat bisa terpakai dan berkesan." Satu momen yang tidak terlupakan baginya adalah kelas tentang distribusi. "Karena kami juga retail, jadi distribusi itu penting banget," kata dia. "Saat itu, kami belajar strategi, bagaimana memulai distribusi yang baik."

Mengamini itu, Danang menyebut, materi-materi yang disampaikan "bagus banget." "Tapi kalau boleh pilih satu momen, itu saat makan malam bersama jajaran direksi Kino. Saya belajar banyak dari obrolan dengan beliau-beliau, bagaimana mambangun Kino tidak mudah."

"Saya berharap, suatu saat (bisnis) saya bisa berada di umur yang sama dengan Kino dan mungkin sama besarnya," harapnya. Tidak sampai di situ saja, karena Kinovation diasakan sebagai program berkelanjutan yang mendukung kemajuan lebih banyak brand lokal.

Yansen berbagi bahwa setiap tahunnya, program ini memperbarui materi supaya terus relevan dengan tantangan dan kesempatan industri masa kini. Kino Indonesia berharap akan semakin banyak brand lokal yang berbagi misi yang sama dengan mereka, yakni terus tumbuh dengan mengkombinasikan ide, inovasi, serta wawasan global untuk menghadirkan produk inovatif yang jadi pilihan konsumen lintas generasi. 

Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer
Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya