Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak pernah setengah-setengah dalam upaya membangun Ibukota lebih baik dari sebelumnya. Ahok, begitu ia akrab disapa, bahkan mengaku siap mempertaruhkan nyawa dan keluarganya.
Menurut pengalamannya, kata Ahok, ia pernah sempat terpaksa membawa-bawa nama keluarganya dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil gubernur. Peristiwa itu terjadi saat ia menagih utang atau kewajiban Jakarta Property Club yang pernah berjanji akan membangun fasilitas umum dan khusus di Jakarta.
"Saya letakkan foto keluarga saya di atas meja. Saya sodorkan ke mereka, saya bilang, ini nyawa saya dan keluarga saya pertaruhkan untuk transformasi DKI," tutur Ahok saat menjadi pembicara dalam acara `Reformis Hibrida Reformis Horizontal`, Sabtu (1/3/2014).
Advertisement
Pernyataan kerasnya tersebut menurut Ahok, terinspirasi dari kalimat seorang pengusaha yang hingga kini ia kenang. Pengusaha itu, kata Ahok, menyebut bahwa semua orang memiliki harga atau nilai masing-masing. Hanya tinggal bagaimana seseorang tersebut menggunakan nilai itu dengan sebaik-baiknya. Dan sebagai pemimpin DKI, dirinya berkewajiban menggunakan harga itu untuk dipertaruhkan di Jakarta.
"Semua orang ada harganya. Saya bilang ke Jakarta Property Club, harga saya itu nyawa saya," tegas mantan Bupati Belitung Timur itu.
Selain Ahok, pada acara yang digelar di Jakarta Theatre, Jakarta Pusat ini hadir pula sejumlah pemimpin daerah lainnya. Diantaranya adalah, Mochamad Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung, Zainul Majdi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Mohammad Ramdhan Pomanto Walikota Makassar, dan Bima Arya Walikota Terpilih Bogor. (Anri Syaiful)