Nyepi di Jakarta, Puasa Hingga Korban Suci Anjing Belang Bungkem

Umat Hindu di seluruh Indonesia merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936. Tak terkecuali di Jakarta.

oleh Tia Fitriyyah diperbarui 31 Mar 2014, 12:23 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2014, 12:23 WIB
[FOTO] Ritual Menjelang Upacara Melasti
Puluhan umat Hindu dari Pura Dharma Sidhi tampak kusyuk bersembahyang memohon kelancaran dan keselamatan saat melangsungkan Upacara Melasti (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Umat Hindu di seluruh Indonesia merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936 yang jatuh hari ini, Senin 31 Maret. Mereka berdiam diri sambil mengevaluasi diri.

Aktivitas para umat Hindu dalam merayakan Nyepi ini beragam. Seperti pantauan Liputan6.com di Pura Adhitya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur, berapa dari mereka ada yang tertidur di bale-bale khusus. Ada pula yang membaca Weda seraya mengevaluasi diri, dan beberapa ada yang lalu-lalang untuk bersembahyang.

"Puncaknya Hari Raya Nyepi sekarang. Seperti ini memang kegiatannya. Bahkan di Bali, seluruh umat Hindu jam siang seperti ini tidur. Rehat sehari dalam setahun merayakan Nyepi," kata Pedande Brahmacari Bhargawa, ditemui di Pura Adhitya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (31/3/2014).

Menurut Brahmacari, Pura Adhitya Jaya ini merupakan pura terbesar se-DKI Jakarta. Selain itu pura ini juga merupakan pura tertua yang dibangun pada 1971. "Paling besar di sini, luas bangunan kurang lebih 1 hektar dan paling tua 1971. Bangunan pura yang ke dua."

"Pura yang pertama di Cilincing. Tapi di Cilincing itu puranya sekaligus makam orang Hindu juga, kalau di sini hanya pura saja, tempat ibadah saja," jelas Brahmacari.

Korban Suci

Brahmacari menjelaskan, Minggu 30 Maret kemarin, sekitar pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB di pura ini telah dilaksanakan ritual Taur Agung Kesange atau salah satu rangkaian prosesi sebelum Nyepi.

"Taur Agung Kesange dipusatkan ke Pura Adhitya Jaya Rawamangun. Kemarin jam 10 pagi sampai 1 siang. Kurang lebih 5.000 umat Hindu menghadiri prosesi ini," kata Brahmacari.

Rangkaian Taur Agung Kesange ini, lanjut Brahmacari, meliputi beberapa acara. Yang pertama, Melasti yang bermakna mensucikan simbol-simbol suci ke laut, dibersihkan untuk kesucian diri. "Melasti ini untuk di DKI sendiri dibuangnya ke laut Cilincing di Jakarta Utara."

Prosesi kedua, kata Brahmacari, yaitu Taur Kesange merupakan korban suci kepada alam semesta. Prosesi ini merupakan bentuk kurban suci. Binatang-binatang yang dikurbankan antara lain kambing, ayam, dan anjing belang bungkem.

"Anjingnya lebih mahal dari kambing, karena anjing khusus dengan lidah berwarna hitam, bebek, angsa, babi, dan lain-lain. Rangkaian Nyepi itu kemarin, dan puncak acara Nyepi itu hari ini. Puncak sepi itu Nyepi itu sepi," tandas Brahmacari. (Elin Yunita Kristanti)

Baca juga:

Saat Nyepi, 4 Hal Ini Tak Boleh Dilakukan Warga Bali

Ritual Ogoh-ogoh Kelilingi Kota Palu Jelang Nyepi

Jelang Nyepi, Jalan Utama di Denpasar Ditutup Total

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya