Ahok: Mungkin Bank Dunia Bisa Bantu KJP US$ 2 Juta

Pelaksanaan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) hingga kini belum tepat sasaran.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 06 Mei 2014, 16:36 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2014, 16:36 WIB
Kebijakan Pemerintah Timpang, Ahok: Tunggu Presiden Baru
Ahok mencontohkan kebijakan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk semua kendaraan operasional di DKI. Di sisi lain SPBG masih langka.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) hingga kini belum tepat sasaran. Pemprov DKI merasa perlu melakukan kajian analisis terhadap KJP.

Kajian itu untuk menentukan besaran bantuan yang akan diberikan kepada sekolah rawan putus sekolah atau dari keluarga miskin. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kemungkinan Bank Dunia bersedia menggelontorkan dana sebesar US$ 2 juta hingga US$ 3 juta.

"Bank Dunia mungkin bisa keluarkan dana 2-3 juta dolar Amerika untuk bantu kita analisa untuk KJP. Kita tahu nih KJP kenapa bermasalah. Kenapa 40% orang tidak sekolah? Ternyata KJP kita nilainya tidak cukup," kata pria yang karib disapa Ahok itu di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Ia mengatakan, kebutuhan pendidikan bagi siswa kurang mampu diperkirakan mencapai Rp 800 ribu per bulan. Sedangkan dana yang diberikan melalui KJP hanya sebesar Rp 280 ribu per bulan. Karena itu lah, siswa rawan putus sekolah karena bantuan KJP ternyata tidak cukup mampu menutupi kebutuhan pendidikan mereka.

Untuk mengetahui besaran dana bantuan KJP yang tepat dibutuhkan kajian dan analisis yang tepat, Ahok mengatakan Bank Dunia dapat memberi bantuan dana untuk kajian tersebut.

"Nah bisa tahu dari mana datanya? Dari siapa kan bukan mengira-ngira, tapi harus ada kajiannya. Bank Dunia mau bantu kita untuk melakukan kajian itu," jelas Ahok.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya