Panglima TNI: Pergantian KSAD Tak Ada Unsur Politis

Menurut Moeldoko, salah satu alasan pemberhentian Budiman tersebut adalah proses regenerasi yang ada di tubuh TNI.

oleh Sugeng Triono diperbarui 23 Jul 2014, 16:55 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2014, 16:55 WIB
Moeldoko

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberhentikan Jenderal TNI Budiman dari jabatannya sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) saat menjelang pengumuman hasil Pilpres oleh KPU. Banyak yang menduga, ada alasan politis di balik pemecatan itu.

Namun hal itu dibantah langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. Moeldoko menyebut, proses pemberhentian jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman yang digantikan Letjen TNI Gatot Nurmatyo sudah lazim terjadi. Hal ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan dinamika politik yang terjadi.

"Sudah biasa, sebelumnya juga sudah terjadi. nggak ada unsur politik, pure (murni) kepentingan organisasi," ujar Moeldoko di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/7/2014).

Menurut Moeldoko, salah satu alasan pemberhentian Budiman adalah proses regenerasi yang ada di tubuh TNI. "Di antaranya regenerasi, penyegaran, dan sebagainya. Jangan kaitkan dengan yang lain-lain," ucap dia.

Moeldoko menyebut, proses penunjukan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Gatot Nurmatyo sebagai pengganti Budiman juga sudah melalui sistem yang baik di lembaganya.

"Sistem berjalan dengan baik di TNI. Regenerasi disiapkan dengan baik di TNI, itulah yang dipertimbangkan. Tadi kita usulkan 3 nama, dari 3 nama itu dipilah-pilih mana yang dipilih," tutur dia.

Dia menuturkan, sebelum memasuki masa pensiun pada September 2014 mendatang, Jenderal Budiman tetap akan ditugaskan di Mabes TNI. "Ya Pati (Perwira Tinggi) TNI di Mabes," pungkas Moeldoko. (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya