Tanggapan Polisi Soal Wacana Ahok Kerahkan Penembak Jitu

Selama ini kepolisian lebih fokus upaya pencegahan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 30 Jan 2015, 06:21 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2015, 06:21 WIB
sniper

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Internasional Economist Intelligence Unit menyatakan Jakarta masuk dalam daftar 50 besar Kota Paling Tidak Aman di dunia. Padahal sejauh ini kepolisian sudah berupaya melakukan pencegahan dan penindakan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus mengatakan, pihaknya perlu meninjau hal-hal apa saja yang menjadi indikator kejahatan dalam penilaian lembaga survei tersebut. Sebab kepolisian selama ini telah berupaya menciptakan Jakarta aman dan kondusif.

"Secara kasat mata kita bisa melihat masyarakat beraktifitas normal, dan keramaian tetap berlangsung. Sudah ada penindakan-penindakan yang kita lakukan itu terkait kejahatan di jalanan," ujar dia di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/1/2015)

Berkaitan dengan wacana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok yang akan menurunan tim sniper atau penembak jitu untuk mengawasi titik-titik rawan kriminal di Ibukota, Martinus mengaku belum ada pembicaraan dengan Pemprov DKI.

"Sampai saat ini tidak ada kerja sama seperti itu dengan Pemprov terkait sniper. Kalau kita paham sniper itu digunakan untuk melakukan pencegahan kejehatan bagi VVIP," jelas dia.

Menurut Martinus, untuk mengamankan Ibukota, kepolisian memfokuskan upaya-upaya yang bersifat preventif, seperti menurunkan anggota polisi ke daerah rawan tindak kriminal, dan melakukan patroli baik saat Ibukota ramai maupun sepi.

"Menempatkan sniper dengan tidak bisa sembarangan. Kita (polisi) lebih banyak melakukan upaya preventif dan pencegahan," tandas Martinus. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya