Polisi Periksa Intensif Donatur Calon Anggota ISIS

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Chep Hermawan diketahui merupakan warga Garut, Jawa Barat.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 19 Mar 2015, 21:08 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2015, 21:08 WIB
Teaterikal Menolak ISIS di Bundaran HI
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi menolak ISIS di Car Free Day, Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/3/2015). Mereka melakukan aksi teaterikal sebagai bentuk sindiran terhadap kekejaman ISIS. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Polri hingga kini masih mendalami, Chep Hermawan, yang diduga kuat menjadi donatur atau penyandang dana calon anggota ISIS dari Indonesia ke Timur Tengah.

"Untuk saudara Chep Hermawan ini kita sedang lakukan pendalaman," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Rikwanto di Ditreskrimum Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Chep diketahui merupakan warga Garut, Jawa Barat. Polisi pun saat ini masih berupaya menginterogasi Chep guna mengetahui alasan dan motif pendanaan anggota ISIS dari Indonesia ke Timur Tengah.

"Yang bersangkutan (Chep) sudah diketahui, dia warga Garut," ucap Rikwanto.

Chep Hermawan diketahui bukanlah orang baru di kelompok garis keras Islam di Indonesia. Dia pernah ditangkap polisi pada 12 Agustus 2014 lantaran memiliki atribut ISIS. Saat itu Chep ditangkap di Cilacap, Jawa Tengah bersama 6 orang lainnya.

Atribut ISIS yang ditemukan di mobil Chep berupa 2 bendera, 5 topi, 4 kaos, 1 pin, 3 sebo (penutup muka), dan 1 bendera salah satu organisasi garis keras.

Dalam pengakuan Chep saat itu, atribut ISIS tersebut milik terpidana terorisme Oman Abdurahman yang dititipkan kepada dia dan rekan-rekan, saat membesuk Oman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Permisan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Kendati, polisi kesulitan menjerat Chep Hermawan dan kawan-kawan dengan Undang-Undang Terorisme, KUHP, atau lainnya karena mereka belum melanggar undang-undang. Chep yang merupakan warga Cianjur, Jawa Barat itu pun kini dalam pantauan penuh pemerintah. (Rmn/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya