Liputan6.com, Jakarta - ‎Sosiolog Universitas Indonesia Hamdi Muluk melihat sudah saatnya ada regenerasi kepemimpinan dalam tubuh PDIP. Sebab, sejak belasan tahun lalu, PDIP selalu dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.
‎Hamdi menilai, masyarakat saat ini menginginkan adanya regenerasi di tubuh partai politik. Namun yang terjadi adalah partai-partai seperti mengalami degenerasi. Seperti yang terjadi dengan PDIP dalam kurun waktu belasan tahun terakhir.
‎"Yang terjadi degenerasi. Yang dipilih yang tua-tua lagi. Ini degenerasi namanya. Bahkan derontokrasi," kata Hamdi dalam rilis survei Poltracking Indonesia '‎Menyongsong Kongres PDIP: Regenerasi atau Degenerasi?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2015).
Hamdi mengatakan demikian, sebab dalam survei yang dilakukan Poltracking menyebutkan, agenda prioritas PDIP adalah regenerasi kepemimpinan partai dengan 41,6 persen, demokratisasi partai 26,4 persen, ideologis partai 15,4 persen, akuntabilitas dan transparasi partai 13,1 persen, dan desentralisasi partai 3,5 persen.
Tidak adanya regenerasi di tubuh partai, termasuk PDIP, kian hari kian membuat masyarakat sinis dan pesimistis. Apalagi, belakangan juga muncul isu adanya dinasti politik demi mempertahankan kekuasaan partai politik.
Di PDIP, selain Megawati ada nama lain yang juga menjadi figur partai, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Megawati seperti ingin mempertahankan trah Soekarno di tubuh PDIP.
Namun, dalam survei Poltracking ini, Megawati dan 2 anaknya itu menempati posisi terbawah. Dalam survei ini, ada nama-nama lain yang potensial menjadi calon ketua umum, yakni Joko Widodo, Ganjar Pranowo, Pramono Anung, Maruarar Sirait, Tjahjo Kumolo, dan Hasto Kristianto.
‎Dalam survei ini, Jokowi berada paling atas dengan persentase 7,68 persen, Pramono 7,41 persen, Pramono 7,35 persen, Maruarar 7,03 persen, Tjahjo 6,6 persen, Hasto 6,52 persen, Megawati 6,44 persen, Prananda 5,93 persen, dan Puan, 5,74 persen.
"Megawati menjadi yang tidak paling direkomendasikan untuk menjadi pemimpin PDIP ke depan," ujar Direktur Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengenai hasil kesimpulan survei lembaganya.
Adapun survei ini dilakukan pada Desember 2014 sampai Februari 2015. Riset dalam pengambilan survei ini dilakukan dengan metode uji kelayakan figur melalui 3 tingkatan penyaringan, yakni meta analisis, focus group discussion, dan penilaian beberapa aspek dari masing-masing figur di PDIP.
Metode melalui 3 tingkatan penyaringan itu dilakukan oleh 200 pakar atau opinion leaders yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. (Ali/Ans)
Survei Poltracking: Pimpin PDIP, Jokowi 7,68% dan Megawati 6,44%
Masyarakat saat ini menginginkan adanya regenerasi di tubuh partai politik.
diperbarui 22 Mar 2015, 14:49 WIBDiterbitkan 22 Mar 2015, 14:49 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dikira Suara Aneh dari Hewan, Ternyata Ada Pria Telanjang Tinggal di Rumah Lansia Ini
Dinkes Kota Cilegon Dorong Puskesmas Deteksi Dini Penyakit Melalui Metode Integrasi Layanan Primer
IHSG Tergelincir, Saham BOAT Masuk Top Gainers Hari Ini 20 November 2024
Tips Menjaga Kesehatan Mata: Panduan Lengkap untuk Penglihatan Optimal
Tips Memasak Kangkung Agar Tetap Hijau: Panduan Lengkap untuk Hasil Maksimal
Pasca Pembatalan Paslon, Kantor KPUD Kota Metro Dijaga 300 Personel Polisi
VIDEO: Viral Jalanan Rusak di Sleman Terpasang Plang Perbaikan, Warga Hanya Formalitas
Erick Thohir Siapkan KUR Khusus untuk Pekerja Migran, Ini Tujuannya
Mayat Pria Mengambang di Perairan Pantai Lampung Selatan Gegerkan Warga
Kronologi Kasus Dana Pinjaman KoinWorks Dibawa Kabur, Kerugian Capai Rp365 M
Orang Bodoh Rezekinya Melimpah tapi yang Pintar Malah Kesulitan Ekonomi, Kenapa?
Baim Wong Puas Usai Jalani Sidang Cerai dengan Paula Verhoeven, Pengacara Ungkap Alasannya