Survei Poltracking: Pimpin PDIP, Jokowi 7,68% dan Megawati 6,44%

Masyarakat saat ini menginginkan adanya regenerasi di tubuh partai politik.

oleh Oscar Ferri diperbarui 22 Mar 2015, 14:49 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2015, 14:49 WIB
Pasca-Ditarik Pulang, Dubes RI Untuk Brasil Temui Presiden Jokowi
Presiden Jokowi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Sosiolog Universitas Indonesia Hamdi Muluk melihat sudah saatnya ada regenerasi kepemimpinan dalam tubuh PDIP. Sebab, sejak belasan tahun lalu, PDIP selalu dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.

‎Hamdi menilai, masyarakat saat ini menginginkan adanya regenerasi di tubuh partai politik. Namun yang terjadi adalah partai-partai seperti mengalami degenerasi. Seperti yang terjadi dengan PDIP dalam kurun waktu belasan tahun terakhir.

‎"Yang terjadi degenerasi. Yang dipilih yang tua-tua lagi. Ini degenerasi namanya. Bahkan derontokrasi," kata Hamdi dalam rilis survei Poltracking Indonesia '‎Menyongsong Kongres PDIP: Regenerasi atau Degenerasi?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2015).

Hamdi mengatakan demikian, sebab dalam survei yang dilakukan Poltracking menyebutkan, agenda prioritas PDIP adalah regenerasi kepemimpinan partai dengan 41,6 persen, demokratisasi partai 26,4 persen, ideologis partai 15,4 persen, akuntabilitas dan transparasi partai 13,1 persen, dan desentralisasi partai 3,5 persen.

Tidak adanya regenerasi di tubuh partai, termasuk PDIP, kian hari kian membuat masyarakat sinis dan pesimistis. Apalagi, belakangan juga muncul isu adanya dinasti politik demi mempertahankan kekuasaan partai politik.

Di PDIP, selain Megawati ada nama lain yang juga menjadi figur partai, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Megawati seperti ingin mempertahankan trah Soekarno di tubuh PDIP.

Namun, dalam survei Poltracking ini, Megawati dan 2 anaknya itu menempati posisi terbawah. Dalam survei ini, ada nama-nama lain yang potensial menjadi calon ketua umum, yakni Joko Widodo, Ganjar Pranowo, Pramono Anung, Maruarar Sirait, Tjahjo Kumolo, dan Hasto Kristianto.

‎Dalam survei ini, Jokowi berada paling atas dengan persentase 7,68 persen, Pramono 7,41 persen, Pramono 7,35 persen, Maruarar 7,03 persen, Tjahjo 6,6 persen, Hasto 6,52 persen, Megawati 6,44 persen, Prananda 5,93 persen, dan Puan, 5,74 persen.

"Megawati menjadi yang tidak paling direkomendasikan untuk menjadi pemimpin PDIP ke depan," ujar Direktur Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengenai hasil kesimpulan survei lembaganya.

Adapun survei ini dilakukan pada Desember 2014 sampai Februari 2015. Riset dalam pengambilan survei ini dilakukan dengan metode uji kelayakan figur melalui 3 tingkatan penyaringan, yakni meta analisis, focus group discussion, dan penilaian beberapa aspek dari masing-masing figur di PDIP.

Metode melalui 3 tingkatan penyaringan itu dilakukan oleh 200 pakar atau opinion leaders yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. (Ali/Ans)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya