Liputan6.com, Jakarta - Polisi kembali meringkus 3 anggota kawanan begal sadis yang menghabisi nyawa juragan beras Mamat Surahmat di Ciracas, Jakarta Timur April lalu. Ketiga pemuda asal Madura itu berinisal ABD RAS, RAS dan MA.
Mereka tertangkap usai rekan mereka, Abdillah Ihsan alias RUS terlebih dulu ditangkap bersama pimpinan mereka ABD alias Dul. RUS mencoba melarikan diri saat penangkapan, sehingga polisi melumpuhkan dengan timah panas di kaki kirinya.
"Petugas kembali melakukan pengembangan dengan membawa tersangka RUS untuk menangkap MA di wilayah Cimanggis. Dan tersangka mencoba melarikan diri dengan berusaha merebut senjata petugas," kata Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto di Mapolda Metro Jaya, Rabu 13 Mei 2015.
"Petugas melepaskan tembakan peringatan tapi tidak diindahkan. Karena takut tersangka kabur, terpaksa dilumpuhkan pada kaki kirinya," sambung Heru.
Sementara 4 anggota kawanan lainnya masih dalam perburuan Tim Unit I Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direskrimum Polda Metro Jaya. Dari pemeriksaan sementara, RUS adalah kaki tangan Dul. Ia selalu menggambarkan lokasi eksekusi atau target kejahatan meraka sebelum beraksi.
"RUS ini peranannya penting. Dia kaki tangan Dul yang tewas dan berperan sebagai pembuat sketsa. Dia dan Dul juga diketahui masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) di Polres Banyuwangi (Jawa Timur)," jelas Heru.
Komplotan ini beraksi di Jakarta sejak 2008. Dalam aksi begal pertamanya di Cilincing pada 2008, kelompok Dul menggasak uang tunai Rp 160 juta dari korbannya.
Pada tahun yang sama, para pegundal ini membegal di kawasan Tangerang dengan merampas uang tunai Rp 140 juta dari korbannya. Di wilayah Bogor, meraka sempat beraksi di 2 lokasi dengan hasil rampokan Rp 130 juta.
Setelah vakum sekitar 7 tahun dari aksi kejahatannya di Jakarta, Dul kembali menjaring rekan sejawatnya untuk melakukan aksi serupa di wilayah Depok dan Ciracas, Jakarta Timur. "Yang tertangkap baru 5, yang 1 tewas. Sementara 4 lagi masih DPO," pungkas Heru.
Jimat Andalan
Pemimpin kelompok begal Dul ini selalu menggunakan ikat pinggang setiap kali beraksi. Dari hasil pemeriksaan sementara, mereka mengaku ikat pinggang itu adalah jimat.
"Meski ada penjelasan itu, kami (polisi) tidak segera percaya," kata Kanit I Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kompol Buddy Towuliu di Mapolda Metro Jaya.
Buddy mengatakan, tersangka Dul terkenal sadis dan tak memberi ampun korbannya meski sudah berhasil merampas apa yang ia inginkan. Kawan-kawannya sering memperingati Dul agar jangan melukai korbannya, namun dia tak menghiraukan imbauan tersebut.
"Dul sudah termasuk terlatih dan profesional. Dia kemungkinan sudah membina lebih dari 10 kelompok kejahatan sepanjang 2008 sampai 2015," jelas dia.
Senin 11 Mei lalu, polisi menangkap Abdullah alias Dul dan Abdillah Ihsan alias RUS dengan sangkaan tindak kriminal pencurian dengan kekerasan atau curas. Saat Dul digiring untuk menunjukkan lokasi persembunyian rekan-rekannya, ia mecoba melarikan diri.
Polisi pun menghadiahi Dul dengan timah panas di tubuhnya. Ia kemudian dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, namun di perjalanan ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Berbekal tersangka RUS, polisi lalu menemukan 3 pelaku begal lainnya di daerah Mekarsari, Cimanggis, Depok pada Selasa 12 Mei 2015 dini hari. Saat dalam pengembangan, RUS berusaha melarikan diri dan mencoba merebut senjata polisi. Karena tidak mengindahkan 2 kali tembakan peringatan, dia akhirnya ditembak di kaki kirinya. (Rmn)
Advertisement