Liputan6.com, Jakarta - Keterpurukan rupiah terhadap dolar yang sempat menembus angka Rp. 14.000 per dollar menyebabkan adanya kerisauan kenaikan bahan pokok di masyarakat. Ketua Komite II DPR RI Parlindungan Purba pun meminta pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam memunculkan solusi atas melemahnya ekonomi Indonesia.
Sebagai perwakilan daerah, Purba berharap pemerintah dapat memunculkan kebijakan yang memihak pada sektor perekonomian rakyat dan gerakan untuk menggunakan produk dalam negeri.
"Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah mengembangkan program Cinta Produk Dalam Negeri. Pemerintah harus mampu mengeluarkan Perpres yang dapat menstimulus pembelian terhadap produk dalam negeri," tegas Purba di Jakarta, Jumat (28/8/2015).
Advertisement
Parlindungan juga mengatakan bahwa dirinya bersama Komite II saat ini sedang membahas UU Pengadaan Barang dan Jasa yang bertujuan untuk mempercepat pengadaan barang, dan adanya perlindungan terhadap pelaku usaha nasional.
Shaimi Ismy, Senator dari Provinsi Nusa Tenggara Barat juga menyarankan agar pemerintah mengurangi impor bahan pangan dari luar negeri dan memaksimalkan produk dalam negeri.
"Adanya keterpurukan ekonomi Indonesia, Pemerintah harus menunjukkan keberpihakan serius kepada rakyat. Adanya kebijakan impor yang tinggi dari Pemerintah menyebabkan kelesuan terhadap penjualan produk atau bahan pangan yang diproduksi dalam negeri. Oleh karena itu, harus ada kebijakan (pemerintah) untuk mengamankan produk dalam negeri," ujar dia.
Selain itu, Suhaimi juga menyarakankan pemerintah untuk menjaga standar harga terhadap produk dalam negeri, agar tidak ada produk pangan dalam negeri yang anjlok ataupun sangat tinggi. (Gilar/Mut)