Dalami Energi Matahari, Menteri ESDM Terbang ke India

India memiliki pengalaman pengembangan energi terbarukan yang bisa dipelajari oleh Indonesia.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 02 Nov 2015, 13:48 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2015, 13:48 WIB
Menteri ESDM dan Komisi VII Gelar Rapat Kerja di Senayan
Menteri ESDM Sudirman Said mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (8/4/2015). Rapat tersebut diantaranya membahas kenaikan harga BBM, listrik, gas, dan pengelolaan blok Mahakam. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said akan terbang ke India untuk mendalami lebih lanjut pemanfaatan energi matahari. Hal ini adalah tindak lanjut dari kerjasama Indonesia dan India di sektor energi baru dan terbarukan.

"‎Menteri ESDM Indonesia dalam waktu dekat akan mengunjungi India. Ini akan menandakan bahwa kedua negara serius terhadap kerjasama dan akan melanjutkan," kata Wakil Presiden India Hamid Ansari di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (2/11/2015).

Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Dubes India untuk Indonesia Shri Gurjit Singh dan Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Rida Mulyana. Penandatanganan itu disaksikan pula oleh Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla dan Wakil Presiden India Hamid Ansari.


Ansari menjelaskan, kerjasama ini penting dilaksanakan karena India dan Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi karbon masing-masing 35 persen dan 29 persen pada 2030 mendatang.

Gurjit Singh menambahkan, sektor energi terbarukan yang ‎dapat dikembangkan, salah satunya adalah energi matahari. Menurut dia, India memiliki pengalaman pengembangan energi terbarukan yang bisa dipelajari oleh Indonesia.

Tahun ini, lanjut dia, India telah menginvestasikan dana US$ 90 miliar untuk mencapai target produksi energi sebesar 100 giga watt dari tenaga matahari. Namun, saat ini India baru menghasilkan sekitar 4000 megawatt energi yang bersumber dari matahari.

"Harapannya pada 2015 ini ada peningkatan energi tenaga matahari sebesar 2000 MW dan menjadi 40.000 pada 2022. Menurut penelitian dari Institut untuk Energi, Ekonomi dan Keuangan hal itu memungkinkan," kata Gurjit Singh. (Nil/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya