Liputan6.com, Jambi - Foto Presiden Joko Widodo yang bertemu Orang Rimba atau Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun, Jambi, mengundang polemik. Beberapa pihak menyebut foto itu rekayasa.
Namun menurut Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, yang selama belasan tahun melakukan pendampingan terhadap Orang Rimba Jambi, tidak ada rekayasa dalam foto tersebut.
Kepada Liputan6.com, Direktur Komunikasi KKI Warsi, Rudy Syaf, menuturkan kronologi pertemuan Presiden Jokowi dengan Orang Rimba.
Rombongan Presiden Jokowi datang ke Desa Bukit Suban pada Jumat 30 Oktober 2015 siang sekitar pukul 13.00 WIB, dengan menggunakan 3 helikopter. Lokasi landasan heli di lapangan sepak bola di pusat Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. Kemudian Jokowi bersalaman dengan masyarakat yang banyak menunggu.
"Warga banyak bercampur, ada warga dari beberapa desa di Kecamatan Air Hitam dan Orang Rimba dari banyak kelompok yang dikumpulkan panitia dari provinsi, kabupaten, kecamatan, dan kepala desa," ujar Rudy di Jambi, Senin 2 November 2015.
Menurut dia, panitia sudah menyiapkan tempat di halaman sekolah untuk tempat acara dan dialog. Menariknya, Presiden tidak masuk ke halaman sekolah untuk ikut acara. Namun Jokowi minta langsung menuju ke lokasi perumahan yang dibangun Kementerian Sosial yang letaknya berada di pinggir desa dekat hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD).
"Perumahan yang dibangun Kemensos ini sudah ada sejak dua tahun lalu. Jumlahnya sekitar 15 unit," ujar Rudy.
Baca Juga
Dalam perjalanan, rombongan melewati kebun sawit plasma milik masyarakat Desa Bukit Suban. Di tengah perkebunan sawit plasma itu, rombongan kebetulan berpapasan dengan rombongan Orang Rimba kelompok Tumenggung Ninjo yang tengah berburu babi sejak 3 hari sebelum kunjungan Presiden.
Advertisement
Kelompok Ninjo ini tinggal di Sungai Punti Kayu, yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari lokasi mendaratnya helikopter rombongan Jokowi.
Kemudian Presiden berhenti. Di sini, Jokowi kemudian bersalaman dengan kelompok Ninjo yang berjumlah sekitar 9 kepala keluarga. Kemudian Jokowi meminta 4 orang dari rombongan Ninjo untuk berbicara secara khusus.
"Inilah yang ada di foto, yang pembicaraan di bawah pohon sawit. Secara rinci, orang yang difoto bawah berbaju batik dilingkari warna merah adalah anggota Babinsa di Kecamatan Air Hitam, namanya Bapak Husni Tamrin. Sementara Orang Rimba yang dilingkari dari pinggir kiri warna biru itu namanya Nyerak. Warna putih itu Genap, warna kuning Meriau, dan warna hijau Ngelawang.
Usai berdialog dengan kelompok Ninjo, Jokowi melanjutkan perjalanan ke perumahan Kemensos. Di sini Jokowi juga bersalaman dengan beberapa orang.
Pada momen itu juga terlihat di foto kala Jokowi berada dengan beberapa orang di atas teras rumah. Menurut Rudy di dalam foto itu, dari pinggir kiri lingkaran warna merah adalah anggota Babinsa Husni Tamrin. Kemudian warna putih adalah Tumenggung Nggrip, warna kuning adalah Tumenggung Tarib yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi H Jaelani. Kemudian warna biru Orang Rimba bernama Njalo dan warna hijau bernama Prabung.
Terkait foto baju berwarna hijau yang digantung, dan kemudian ada yang dipakai, Rudy menjelaskan, staf Kemensos membawa baju hijau tersebut dalam jumlah banyak dan dibagikan kepada Orang Rimba. Orang Rimba dari Kelompok Ninjo juga menerima baju tersebut. Mulanya mereka pakai, tetapi kemudian dilepas dan disangkutkan pada tiang dekat 'Sudung' atau pondok.
"Sedangkan pada foto atas, yang dilingkari warna hijau yakni Prabung dari kelompok Tumenggung Nggrip tetap memakainya," tambah Rudy. (Sun/Ans)*