DPRD DKI Minta Ahok Belajar dari Jepang untuk Kelola Sampah

Rois mengatakan, masalah pengelolaan sampah sudah berlangsung lama dan Pemprov DKI Jakarta belum serius.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Nov 2015, 17:53 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2015, 17:53 WIB
20151105-Penyumbang-Sampah-Terbesar-Jakarta-YR
Tumpukan sampah terlihat di tempat penampungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Sementara daerah Pasar Induk Kramat Jati setiap harinya dapat menghasilkan 190 ton sampah, atau sekita 10 tronton. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Anggota DPRD DKI Jakarta Rois Hadayana Syaugie meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak setengah-setengah dalam mengatasi masalah sampah.

Rois mengatakan, masalah pengelolaan sampah sudah berlangsung lama dan Pemprov DKI Jakarta belum serius dalam pengelolaanya. Dengan kata lain Pemprov DKI Jakarta masih terlihat setengah hati.

Apalagi, kata dia, program Intermediete Treatment Facility (ITF) untuk mengelola sampah Jakarta hingga saat ini belum terealisasi.

"Jakarta seharusnya sudah punya ITF tapi selama ini belum bisa dibangun, ini namanya tidak serius," ujar Rois dalam siaran persnya, Senin (9/11/2015).

Berlimpahnya sampah di Jakarta, kata Rois, seharusnya bisa menjadi potensi bukannya masalah, seperti halnya yang telah dilakukan Jepang dalam pengelolaan sampah.

"Jakarta bisa belajar dari Jepang yang pengelolaan sampahnya recycle oriented, jadi sampah itu dianggap sebagai sumber daya yang bisa didaur ulang bukan sebagai masalah, tapi potensi," kata politikus PKS ini.

Rois menambahkan, terkait perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta dan pihak pengelola Bantargebang sebaiknya diselesaikan dengan duduk bersama dan mengedepankan dialog tanpa harus menimbulkan kebisingan.

"Masalah Gubernur Ahok dan pengelola Bantargebang bisa dilakukan dengan baik, duduk bersama dan berdialog untuk mencari solusi, saya rasa lebih efektif dan tidak perlu ada kebisingan," ujar Rois. (Nil/Sun)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya