Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho diduga telah bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Polisi curiga orang yang mengorganisasi kepergian Dwi. Orang inilah yang mengajak dan memberangkatkan Djoko untuk bergabung dengan ISIS.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri, Kombes Suharsono mengatakan kecurigaan ini bermula dari munculnya pesan singkat (SMS) yang ditujukan kepada orangtuanya. Pesan itu berisi Djoko berangkat bersama 25 orang lainnya.
"Kalau dia berangkat bersama 25 orang, artinya ada yang memberangkatkan," kata Suharsono di Kompleks Mabes Polri Jakarta, Rabu (11/11/2015).
Baca Juga
Selain itu, sambung Suharsono, polisi menemukan bukti dari akun media sosial milik istri Djoko yang memperkuat indikasi pria berkumis itu bergabung dengan ISIS.
"Memang benar yang bersangkutan melalui akun (media sosial) istrinya juga menyatakan inilah jalan kami menuju surga," ungkap Suharsono.
Sebelumnya, pada Agustus 2015, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho itu tidak masuk kantor. Ternyata sang direktur bukan hanya tidak masuk kantor, dia menghilang. Keluarganya pun tidak mengetahui keberadaan Dwi Djoko.
Segala bentuk komunikasi dengan Dwi Djoko juga sudah terputus. Dari media sosial yang ditelusuri, kuat dugaan pejabat BP Batam ini ikut bergabung kelompok radikal Negara Islam Irak-Suriah (ISIS).
Hilangnya Djoko mengundang perbincangan usai muncul dugaan dia tergabung dengan militan ISIS. Djoko bersama istri dan anak-anaknya dilaporkan hilang. Mereka diduga telah bergabung dengan kelompok ISIS melalui Turki. (Ron/Bob)