Liputan6.com, Jakarta - Jelang persidangan Ketua DPR, Setya Novanto, di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), sejumlah fraksi merombak kadernya di MKD. Mayoritas yang melakukan perombakan adalah fraksi yang tergabung dalam KP3 (Kerja Sama Partai Politik Pendukung Pemerintah).
Terkait hal tersebut, Presiden PKS, Sohibul Iman pun angkat bicara. Menurutnya, fraksi-fraksi tersebut seakan berpandangan masalah Setya Novanto adalah masalah yang penting.
"Mungkin fraksi-fraksi tersebut menganggap ini persoalan penting sekali. Sehingga harus ada pergantian," ujar Sohibul kepada Liputan6.com, Rabu malam 26 November 2015.
Namun, saat ditanya apakah dirinya berprediksi ada motif untuk melengserkan kursi Setya Novanto, Sohibul pun enggan berspekulasi.
Baca Juga
"Wah saya tidak tahu. Silahkan tanya fraksi-fraksi bersangkutan," tutur dia.
Terkait isu adanya uang Rp 20 miliar yang mengalir ke MKD, diduga, untuk mengamankan kasus Setya Novanto, Sohibul beranggapan isu itu masih mentah. Dia pun berharap kabar tersebut tidak benar adanya.
"Ada-ada saja isunya. Semoga tidak ada (pemberian Rp 20 miliar)," pungkas Sohibul.
Diketahui, PAN mengganti Hang Ali Saputra Syah Pahan dengan Sugiman, dan Riski Sadiq digantikan oleh Ahmad Bakrie. Sementara itu, anggota MKD dari Fraksi Nasdem Fadholi digantikan Akbar Faisal. Lalu, Fraksi PDIP mengganti Muhammad Prakosa dengan Hendri Yosodiningrat.
Sikap Golkar
Terkait pergantian anggota MKD, Golkar tidak ingin mencampuri urusan tersebut. Menurut politikus Golkar M Misbakhun, hal itu merupakan kewenangan setiap partai sesuai agenda masing-masing fraksi.
"Saya tidak khawatirkan soal pergantian itu. Itu kewenangan mereka. Politik ini kan dinamis. Biarkan proses di MKD Berjalan sebagaimana mestinya," ujar Misbakhun di DPP Golkar, Jakarta, Rabu.
Terkait adanya wacana untuk melengserkan Setya Novanto dari kursi pimpinan DPR, anggota Komisi XI DPR RI itu mengungkapkan akan melihat perkembangan.
"Soal pelengseran atau apa pun, kita lihat saja perkembangan lebih lanjut. Tugas saya sesuai garis partai bahwa Golkar ingin kadernya tetap menjadi pimpinan DPR," kata Misbakhun. (Ron/Dan)
Advertisement