Liputan6.com, Jakarta - Awal November 2015, sekelompok warga menembok akses sebuah rumah di kompleks Bukit Mas, Bintaro, Jakarta Selatan. Massa yang mengatasnamakan Warga Peduli Perumahan Bukit Mas (WPPBM) itu menembok rumah milik Denni Krishna Putera alias Denni Akung (41) karena dianggap menyalahi aturan.
Akibat 'tembok derita' itu, aktivitas Denni Akung dan keluarganya terhambat. Bahkan, mobil yang terparkir di dalam garasi rumah tak bisa digunakan karena terkurung tembok. Dari tembok tersebut hanya disisakan celah selebar sekitar 60 sentimeter untuk akses keluar-masuk Denni dan keluarganya.
Setelah hampir 2 bulan berlalu, bagaimana nasib rumah Denni Akung?
Baca Juga
Ternyata tidak ada perubahan signifikan. Tembok setinggi sekitar 2 meter itu masih berdiri kokoh di depan rumah Denni Akung yang berada di ujung Jalan Cakra Negara, Bukit Mas, Bintaro.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lokasi, kondisi tembok hampir tidak ada yang berubah sejak dibangun 1 November 2015. Hanya saja, tembok diperhalus dengan semen sehingga terlihat lebih rapi seperti panel pagar yang mengelilingi batas kompleks, sementara celah-celah tembok ditutup dengan daun pintu bekas kamar mandi.
Rumah tersebut terlihat sepi. Tidak tampak Denni Akung atau keluarganya berada di dalam rumah. Namun jendela rumah terbuka. Sebuah mobil putih juga terparkir di depan rumahnya. Belum jelas siapa empunya mobil itu.
Seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi mengatakan kondisi rumah memang terlihat sepi. Namun sebenarnya ada penghuninya yang beraktivitas di dalamnya.
"Ada kok orangnya, mungkin di dalam. Tadi sempat buka jendela," ujar pria paruh baya yang kebetulan melintas di depan rumah Denni, Bintaro, Jakarta Selatan, Minggu (27/12/2015).
Buka Akses Baru
Buka Akses Baru
Diam-diam ternyata Denni Akung menyewa tukang bangunan untuk membuat akses baru di rumahnya. Tembok yang ada di sisi kanan rumah akan dijebol untuk akses keluar masuk mereka. Akses baru itu tembus ke Jalan Mawar atau jalan yang berada di luar kompleks Bukit Mas, Bintaro.
"Biasanya ada tukangnya juga kok di sini yang kerja. Dia kan mau buka pintu baru yang di sebelah tembus ke Jalan Mawar," ucap bapak berpeci putih itu.
Pantauan Liputan6.com, tembok sisi kanan rumah Denni Akung sudah mulai dilubangi. Tembok yang berada persis di samping garasi mobil itu juga dipasang rangka besi. Sementara di balik 'tembok derita' yang menutup rumah Denni Akung terdapat pintu pagar besi sepanjang sekitar 3 meter. Diduga pintu besi itu disiapkan untuk akses baru rumahnya.
Denni Akung membenarkan jika lubang di samping rumahnya itu sengaja dibuat untuk akses dirinya dan keluarga. Akses tersebut dibuat cukup lebar agar mobilnya yang sudah terkurung selama hampir 2 bulan bisa keluar.
"Iya, Mas, untuk mobil keluar saja," ucap Denni saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Denni mengaku pembuatan akses baru itu berdasarkan saran dari Wali Kota Jakarta Selatan agar menggunakan Jalan Mawar yang ada di luar kompleks. Hal itu untuk menghindari gesekan dengan warga Bukit Mas, Bintaro, yang berlarut-larut.
"Intinya saya ikuti saran Pak Wali Kota saja. Lain dari itu, udah move on tidak mau berurusan dengan mereka-mereka (WPPBM). Mungkin mereka punya pemikiran lain," tutur dia.
Disinggung upaya hukum yang diajukannya terkait konflik akses rumah tersebut, Denny hanya mengatakan bahwa penjual rumah sebelumnya masih membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. Sebab, ia masih memiliki lahan di sebelah kiri rumah Denni Akung.
"Kalau pihak penjual lanjut karena tanah sebelahnya masih milik beliau," ujar Denni.
Rumah Denni Akung ditembok warga WPPBM karena dianggap menyalahi aturan. Rumah tersebut sejatinya berada di luar kompleks Bukit Mas. Namun rumah dibangun menghadap ke Jalan Cakra Negara yang berada di dalam kompleks. Bahkan panel pembatas kompleks dijebol untuk akses rumah. Rumah tersebut pun terkesan berada di dalam area kompleks Bukit Mas.
Warga yang merasa keberatan akhirnya menembok akses rumah tersebut. Denni Akung yang merasa tak tahu menahu soal pembangunan rumah itu pun protes. Ia bahkan mengunggah foto rumahnya yang ditembok warga ke jejaring sosial Path. Unggahan foto tersebut menjadi viral dan ramai diberitakan media.**
Advertisement