Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) mengkritisi sejumlah masalah yang perlu dibenahi pemerintahan Jokowi-JK pada 2016. Keritik itu merupakan refleksi akhir tahun PAN.
Sejumlah hal yang dikritisi, di antaranya terkait masih lemahnya pertumbuhan ekonomi, yang dipandang masih mengandalkan ekspor komoditas bahan mentah, serta nilai tukar rupiah yang belum menguat. Belum lagi, terkait kebijakan fiskal 2015, yang dipandang mengalami defisit besar bagi penerimaan pajak.
"Kemudian pembangunan infrastruktur, di mana terjadi kemacetan baik di pelabuhan, bandara, kereta api, dan sebagainya. Di bidang Pemuda dan Olahraga masih belum dikelola efektif dan profesional. Kemudian landasan kebijakan luar negeri harus lebih diorientasikan pada kepentingan nasional, serta penyelesaian kasus-kasus HAM masa lalu, dan penyelesaian tenaga honorer yang sudah mengabdi bertahun-tahun dengan pemerintah. Ini yang harus diselesaikan," ujar Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan di kantornya, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Baca Juga
Permintaan itu menyiratkan kembali bahwa perlu ada pembenahan di Kabinet Kerja Jokowi-JK. Di mana jika melihat apa yang menjadi refleksinya, menyinggung kinerja dari Menteri Ekonomi, Menteri Keuangan, Menteri PU dan Perumahan Rakyat, Menpora, Menlu, Menkumham, dan Menpan RB.
Memang setelah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyatakan mendukung dan bergabung dengan pemerintah, sinyal akan duduknya partai berlambang matahari terbit itu untuk duduk di kabinet menguat.
"Kami tidak spesifik menyebut menteri yang mana. Tapi memang ada beberapa menteri yang kami nilai lebih mementingkan imej. Pendekatan ini harus diubah total. Sehingga, 2016 bisa bergerak lebih cepat dan memenuhi target Presiden," ungkap Bara.
Paham Maunya Jokowi
Paham Maunya Jokowi
Senada, Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais menepis menaruh keinginan besar berada di dalam kabinet. Dia menyatakan pembicaraan soal reshuffle, tidak menjadi agenda penting partainya.
"Karena ini semua sudah diserahkan kepada Ketua Umum, Pak Zulkifli. Baik DPP maupun DPW sudah menyerahkan bahwa itu domain dari Ketum," ungkap dia.
Meski begitu, putra pendiri PAN Amien Rais ini tidak malu-malu mengungkapkan jika partainya sejalan dengan pemerintahan, di mana menurutnya Jokowi perlu menteri yang senafas dan seirama. Bahkan dia menegaskan partainya paham dengan maunya Jokowi.
"Kalau memang mau reshuffle, harus senafas dan seirama dengan Presiden. Kami melihat keinginan Presiden kuat untuk membangun. Orangnya praktis, dan jalannya ingin progresif. Jangan ada yang tidak paham dengan maunya presiden. (Kalau PAN) Paham apa maunya. Tidak ingin kegaduhan, bertele-tele, dan kerja cepat. Itu style yang cocok," tandas Hanafi.
Taufik Kurniawan Dimajukan
Meski begitu, Hanafi pun masih enggan menggungkapkan siapa saja nama yang akan dimajukan. Menurut dia, belum ada tawaran dari pemerintah ataupun Presiden.
"Sampai saat ini belum ada tawaran," tutur dia.
Saat ditanya apakah Wakil Ketua DPR yang juga kader PAN, Taufik Kurniawan diplot menjadi menteri, dia menegaskan semuanya tergantung Ketum.
"Tidak tahu. Mari kita tunggu saja apa yang akan diambil Ketua Umum. Sebagai sebuah keputusan," pungkas Hanafi.
Advertisement