Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menjenguk salah satu korban serangan teroris bom Thamrin, Aipda Deni di RSCM, Jakarta. Usai menjenguk anak buahnya itu, Badrodin menyatakan serangan di kawasan Sarinah, Kamis kemarin, terkait dengan teroris Bahrun Naim.
Seperti yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (15/1/2016), Bahrun pernah ditangkap polisi dan merupakan residivis yang bergabung dengan ISIS di Suriah. Selain Bahrun, jaringan Poso juga ikut berperan dalam aksi ini. Serangan ini, juga menargetkan jajaran petinggi Polri dan kepolisian secara luas.
Baca Juga
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyayangkan aksi terorisme yang dilakukan atas nama agama. Para pelaku diduga sebagian adalah mantan kombatan ISIS yang kembali ke Indonesia. Sedikitnya 124 orang mantan ISIS yang sudah pulang dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Bahrun Naim adalah mantan narapidana kepemilikan senjata api, yang divonis 2,5 tahun penjara, oleh Pengadilan Negeri Surakarta. Bahrun ditangkap Densus 88 di Klaten, Jawa Tengah, November 2010. Bahrun, keluar penjara di tahun 2012.
2 tahun kemudian, Bahrun meninggalkan Indonesia, dan bergabung dengan cabang ISIS, di Raqqah, Suriah. Dari Raqqah inilah, menurut polisi, Bahrun menyebarkan pengaruh ISIS, kepada warga negara Indonesia, untuk membuka cabang di negara lain, di luar Irak dan Suriah.
Pengaruh Bahrun terdeteksi di Jawa dan Sulawesi. Salah satunya, adalah kelompok Mujahiddin Indonesia Timur, pimpinan Santoso. Bahrun juga dikait-kaitkan dengan kelompok teroris Abdullah Sonata.
Jauh sebelum teror di MH Thamrin, sebuah situs, dengan domain bahrunnaim.com, memposting beragam cara, pembuatan bom dengan berbagai bahan. Situs ini, dengan tagline analis, strategi, dan kontra intelijen ini, juga begitu kental menyuarakan kepentingan ISIS.