BIN: Ada Persaingan Incar Posisi Pimpinan ISIS Asia Tenggara

Para pemimpin ISIS itu sudah terdoktrin oleh ajaran mereka sendiri dalam memaknai sosok pemimpin.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Jan 2016, 04:24 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2016, 04:24 WIB
20160115-Sutiyoso Preskon Pasca Ledakan Thamrin-Jakarta-Yoppy Renato
Kepala BIN, Sutiyoso saat konferensi pers pasca Ledakan di Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (15/1/2016). UU Intelijen dan UU Terorisme saat ini masih kurang memberikan wewenang maksimal bagi BIN dalam memberantas teroris. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Serangan teror yang diklaim kelompok radikal ISIS di Jakarta pada Kamis 14 Januari 2016 diduga merupakan pamer kekuatan dari salah satu pimpinan organisasi terorisme untuk wilayah Asia Tenggara.

Menurut Badan Intelijen Negara (BIN), apa yang terjadi di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat itu merupakan unjuk persaingan dalam memperebutkan kepemimpinan jaringan ISIS di Asia Tenggara.

"Satu sama lain memang ada persaingan, siapa yang menonjol," ujar Kepala BIN Sutiyoso di kantornya, Jakarta, Jumat 15 Januari 2016.

Mantan Gubernur DKI jakarta itu pun mengatakan, hal ini bukan hanya ditujukan untuk bisa menjadi pemimpin. Tapi juga karena para pemimpin ISIS itu sudah terdoktrin oleh ajaran mereka sendiri dalam memaknai sosok pemimpin.

"Kalau pemimpin (dalam doktrin mereka), kalau dia mati, ngantri surganya paling depan. Jadi hal itu diperebutkan," ungkap Sutiyoso.

Meski demikian, dia pun enggan mengungkapkan sejauh apa kekuatan ISIS di Indonesia. "Kita punya petanya. Tapi ada informasi yang harus disampaikan ke publik, ada yang tidak perlu diketahui oleh orang banyak," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya