Mengapa Gedung Baru KPK Masih Sepi?

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif berharap semua staf dapat pindah ke gedung itu pada bulan Juni 2016.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Mar 2016, 14:23 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2016, 14:23 WIB
20151013-Gedung-Baru-KPK
Tampilan depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru di Jl Gembira, Guntur, Jakarta, Selasa (13/10/2015). Gedung tersebut dibangun di atas tanah seluas delapan hektar dengan nilai kontrak 195 miliar rupiah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Gedung baru milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai saat ini masih sepi aktivitas. Hanya terlihat beberapa penjaga keamanan yang mondar-mandir.

Gedung yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 Desember 2015 lalu itu, memang belum digunakan.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, pihaknya memang akan pindah ke gedung baru itu secara bertahap.

"Rencana beberapa unit (staf KPK) dulu. Yang di gedung Tipikor Kuningan sama yang di BUMN, masuk duluan. Yang di C1 (Gedung KPK utama) itu belakangan," ujar Saut saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (11/3/2016).

Menurut dia ada beberapa barang dan perabotan yang masih dipersiapkan. Bahkan Saut mengatakan, gedung belum bisa dipakai seluruhnya.

"Bertahap lantai yang digunakan. (contohnya) Kalau waktu DPR datang 2 mingguan lalu belum ada yang siap pakai ruangannya. Masih jalan, proses merapikan," kata Saut.

Sementara Wakil Ketua KPK lainnya, Laode M Syarif, menyatakan, pihaknya mulai akhir Maret sudah persiapan pindahan.

"Akhir Maret sudah mulai pindahan. Pelan-pelan ini semua. Didahulukan staf-staf KPK yang berkantor di BUMN. Setelah itu yang berada di pengadilan Tipikor. Terakhir baru yang ngantor di pusat," tegas Syarif.

Dia berharap semua staf dapat pindah ke gedung itu pada bulan Juni 2016.

"Semoga ini bisa rampung pindahan pada bulan Juni," tutur Syarif.

Salah satu yang menyita waktu dalam proses pindahan itu adalah banyaknya berkas dan perabot kantor baru yang belum lengkap.

"Berkas banyak dan perabotan kantor baru belum lengkap semua juga," kata Syarif.

Apalagi banyak perabot khusus yang memang diperlukan untuk menyimpan berkas-berkas itu. "Termasuk perangkat IT dan lainnya. Itu belum rampung 100 persen," pungkas Syarif.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya