6 Fakta di Balik Sosok Agus Pemutilasi Wanita Hamil

Selain keras, Agus si pemutilasi wanita hamil di Tangerang juga dikenal dingin dan keji.

oleh Pramita TristiawatiAudrey Santoso diperbarui 24 Apr 2016, 23:37 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2016, 23:37 WIB
Pemutilasi Ditangkap
Kusmayadi alias Agus diduga pemutilasi wanita hamil di Tangerang

Liputan6.com, Jakarta - Kusmayadi alias Agus alias Petrus, pembunuh sekaligus pemutilasi wanita hamil Nur Atikah di Cikupa, Tangerang, Banten, dikenal sangat keras terhadap bawahannya saat bekerja di restoran.

Selain keras, dia juga dikenal dingin dan keji. Terbukti, ketika dia membunuh istri siri dan bayinya yang tengah dikandung perempuan yang sebelumnya disebut-sebut bernama Nur Astiyah alias Nuri.

Berdasarkan data yang dihimpun Liputan6.com, Minggu (24/4/2016), ada enam karakter di balik sosok Agus si pemutilasi. Berikut ulasannya;

Pemarah dan Sering Bolos Kerja


 
Wendri, Kepala Bagian Manajemen Rumah Makan Gumarang, Jalan Raya Serang KM 18, Cibadak, Kabupaten Tangerang, mengatakan Agus dan Nuri pernah bekerja di rumah makan tersebut.

Dia merupakan kepala restoran Gumarang di Tangerang. Sedangkan Nuri sebagai kasir. Agus, dikenal mudah marah kepada bawahannya. Dirinya sering mendapat keluhan dari para pekerja bahwa mereka kerap dimarahi Agus.

Selama bekerja di rumah makan tersebut, Agus juga kerap membolos. "Jadi sebelum rame-rame gini, beberapa hari sebelumnya dia juga sudah enggak masuk kerja," kata Wendri, Tangerang, Senin 18 April 2016.

Banyak Pacar


Selama dalam pelarian di Surabaya, Agus ternyata bersembunyi di tempat tinggal pacarnya. Dia memang dikenal flamboyan alias suka menebar pesona kepada kaum hawa.

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menyebutkan, bukan hanya satu, Agus dikenal memiliki banyak pacar di berbagai daerah.

"Bukan cuma satu, ada banyak itu. Itu orang banyak pacarnya," kata Krishna, saat memboyong Agus dari Surabaya, di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis 21 April 2016.

Karena itu, selama tujuh hari dalam pelarian di Surabaya, Agus masih bisa makan dan melakukan aktivitas sehari-hari. Padahal, dia tidak memegang uang atau memiliki pekerjaan.

Tidak Kasar Anak Istri


Tuti Agustina, istri Agus mengaku kesal sekaligus sedih saat mendengar sang suami membunuh wanita hamil. Dia juga kaget saat mendengar kabar tersebut.

Tuti tak menyangka suaminya yang hanya sebulan sekali pulang ke rumah itu, berbuat senekat itu. Sebab, selama sembilan tahun berumah tangga dan dikaruniai seorang anak, Agus tidak pernah bertindak kasar.

"Suami saya pria bertanggung jawab. Jangankan mukul atau menampar, mengeluarkan kata kasar sama saya dan anak pun enggak pernah," ujar dia di Bogor, Jawa Barat, Kamis 21 April 2016.

Jika nanti terbukti bersalah di pengadilan, Tuti mengaku siap bercerai dengan Agus.

Dingin


Erik, orang yang membantu Agus membuang bagian tubuh Nuri, kepada penyidik Polres Tangerang menuturkan bagaimana Agus menyuruhnya membuang bagian tubuh korban.

Eri sempat kebingungan dan penasaran dengan isi kantong sampah plastik dengan bau amis menyengat itu.

"Apaan nih? Kok kaya gini?" kata seorang penyidik menirukan ucapan Eri, Senin 18 April 2016 malam.

Agus menjawab dengan enteng pertanyaan Eri. Bahkan, dia memaki korbannya dengan kata-kata kasar. "Badannya si jablay. Buang gih," ujar Agus ditirukan penyidik polisi.

Penuturan yang sama juga disampaikan Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.

Menurut dia, saat Agus memutilasi Nuri dilakukan dengan tenang dan tanpa rasa takut atau kasihan. Kedua tangan Nuri dipotong menggunakan golok, sementara kakinya menggunakan gergaji.

"Setelah memutilasi tangan dengan golok pada Senin dan dibuang. Selasa dini hari pelaku mau potong bagian kaki korban tapi nggak bisa karena tulangnya terlalu keras, kesulitan dia. Pelaku kemudian menjual HP korban, laku Rp 500 ribu untuk membeli gergaji," beber Herry di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 22 April 2016.

Kekejaman Agus tak hanya sampai di situ. Dia juga ternyata pernah berniat membunuh benih cinta mereka. Dari keterangannya kepada polisi, dia meminta Nuri, menggugurkan kandungan saat mengetahui kekasih gelapnya itu hamil.

'Sakit Jiwa'


Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti sempat heran melihat ulah Agus saat penangkapan di Surabaya, Jawa Timur Rabu 20 April 2016.

Sebab, Agus sempat mengaku beruntung bertemu Krishna yang kerap muncul di televisi. Bahkan, Agus sempat foto bareng Krishna yang diunggah Krishna melalui akun pribadinya.

Di foto tersebut, Agus bergaya seperti Krishna dengan mengangkat dua jari ke arah kamera, meski pun kedua tanganya diborgol menggunakan tali plastik.

"Dia (Agus) bilang sering lihat saya di TV 'Beruntung bisa foto bareng Pak KM sekarang', pshycho juga nih orang," cuit Krishna dalam akun @KRISHNAMURTI_91, Kamis 21 April 2016 pukul 02.00 dini hari.

Cengeng


Meski menjadi pembunuh dingin dan sadis, ternyata Agus pria yang cengeng. Entah itu sandiwara atau akal-akalan Agus atau bukan.

Namun, saat ditangkap jajaran Polda Metro Jaya di Rumah Makan Padang Selera Bundo, Jalan Masrip Nomor 9-11, Karang Tilang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 20 April 2016, Agus menangis.

Bahkan, Agus yang mengenakan kaos putih dan celana corak militer itu menangis tersedu-sedu, sambil memeluk seorang penyidik, yang merangkul bahunya. Ia pasrah, tak melawan.

Tak cuma itu, ketika penyidik menanyai apa saja barang yang dibawanya ke restoran itu, Agus menjawab pelan sambil terisak. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya