Menteri Lukman: Belajar Agama Jangan Hanya dari Internet

Lukman menjelaskan, era digital telah memberikan dampak besar terhadap peradaban manusia.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 02 Jun 2016, 14:53 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 14:53 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengecek persiapan Arafah, Mudzalifah dan Mina (Armina). (Liputan6.com/Wawan Rubiyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya teror yang mengatasnamakan agama dan munculnya berbagai aliran menyimpang di Indonesia harus ditangkal dimulai dari peran orangtua dan keluarga di lingkungan sekitar.

Karena itu, untuk menghindari masuknya paham- paham tersebut,  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berpesan kepada para orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan menanamkan nilai- nilai agama sejak dini.

Namun, "Saya berharap, orang tua atau generasi muda dalam mempelajari agama, tidak hanya terpaku dan mengandalkan internet. Belajarlah agama kepada para pakar, para ustad dan para ulama yang telah teruji dan mampu memahami esensi dan substansi agama," ujar Lukman dalam acara "Inspirato" Liputan6.com di SCTV Tower, Senayan, jakarta, Kamis, (2/5/2016).

Menurut dia, esensi agama adalah memanusiakan manusia dan menyejahterakan masyarakat. Inti agama adalah perdamaian dan kasih sayang. Untuk itu, Lukman berharap agar masyarakat lebih selektif dalam menerima informasi yang berkembang di dunia maya.

 

Lukman menjelaskan, era digital telah memberikan dampak besar terhadap peradaban manusia. Kemajuan teknologi informasi bahkan menjadi sebuah revolusi, karena mampu mempengaruhi cara interaksi dan hidup manusia.

"Website dengan beragam kontennya juga berkembang demikian pesat, termasuk yang berbau radikalisme agama," ucap Lukman.

Untuk itu, Lukman berharap, agar masyarakat agar mempelajari agama tidak hanya bersumber dari internet. Apalagi, sumber informasi yang didapat tidak mempunyai bahan rujukan yang kuat.  

"Kita bisa menambah wawasan kita dari informasi yang tersebar di dunia maya. Tapi saya mohon jangan itu jadikan satu-satunya rujukan," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan itu.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya